Pepatah lama “Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian bersakit-sakit dulu bersenang-senang kemudian” sepertinya masih tetap bermakna dari generasi ke generasi termasuk bagi kaum millenial. Pepatah ini mengisyaratkan tentang bagaimana kita memiliki impian, bagaimana kita punya mimpi dan mewujudkannya di suatu hari nanti, walaupun harus melewati rintangan, tantangan dan hambatan.
Oleh : James P. Pardede
Bagi keluarga muda yang baru berumah tangga misalnya, banyak impian yang di inginkan, seperti memiliki rumah idaman, kendaraan pribadi, membiayai pendidikan anak hingga menyiapkan masa hari tua. Bagaimana mewujudkannya, tentu mimpi saja belumlah cukup dan diperlukan tindakan secara nyata, untuk itulah diperlukan sebuah pengungkit atau pendobrak dari mimpi.
Lalu bagaimana caranya, perencanaan keuangan adalah solusinya dan bukan hanya sekadar menabung saja. Pasalnya, menabung saja dengan menyisihkan dari penghasilan tidaklah cukup. Sejatinya, mengelola keuangan demi masa depan bukanlah sesuatu hal yang sangat rumit dan sulit untuk dilakukan. Kata kuncinya adalah komitmen.
Oleh karena itu, menggugah kesadaran masyarakat untuk lebih cerdas dalam mengelola keuangan sangat diperlukan guna mencapai masa depan sejahtera. Maka tak heran, edukasi dan sosialisasi perencanaan keuangan sejak dari dini penting dilakukan agar terbiasa disiplin keuangan dan bisa menikmati masa tua dengan bahagia, bukan merana.
Berbicara tentang mimpi, bagi Wahyu Pratama (40 tahun) sejak menikah dengan Rinda masih tinggal di rumah mertua. Wahyu ternyata punya mimpi untuk segera punya rumah sendiri dan mandiri membangun bahtera rumah tangga dan membesarkan anak-anak mereka yang kelak juga punya mimpi lebih tinggi dari kedua orang tuanya.
Mimpi punya rumah sendiri akhirnya terwujud lewat KPR BTN di Perumahan Namorambe City. Penandatanganan akad dan serah terima kunci rumah masih terkenang 7 tahun lalu. Dengan cicilan di kisaran Rp 1 juta per bulan dan tenggat waktu 12 tahun, berarti dalam waktu 3 tahun ke depan Wahyu Pratama dan isterinya akan memiliki rumah sendiri dan terbebas dari cicilan karena sudah lunas.
“Yang ada dibenak saya waktu itu adalah kalau tidak memberanikan diri dan komitmen dengan isteri, mungkin sampai hari ini saya masih ragu-ragu mewujudkan mimpi punya rumah sendiri,” kata ayah dua anak ini.
Lebih lanjut, ayah dari Erlangga (10) dan Adelia (9) ini menyampaikan, hidup dan mati kita ada di tangan Tuhan. Paling tidak dengan punya rumah sendiri, isteri dan anak kita bisa tinggal lebih tenang. Mereka adalah regenerasi kita di masa depan. Mereka juga punya mimpi menjadi lebih baik dari kedua orang tuanya. Seperti slogan-nya BTN, karena hidup gak cuma tentang hari ini.
Tak jauh berbeda dengan Herdiansyah (46 tahun) yang memberanikan diri membeli rumah lewat KPR BTN. Kala mengenang masa itu, Herdiansyah berpikir daripada menunggu lama ia pun menyanggupi mempersiapkan beberapa persyaratan. Rumah yang ia pilih ada di Perumnas Putri Deli Namorambe, Kabupaten Deli Serdang.
“Kalau tidak salah, tahun 2008 lalu saya tandatangani akad dengan tenggat waktu 10 tahun. Cicilannya waktu itu sekitar Rp 400 ribu selama lima tahun, kemudian tahun ke-6 sampai tahun ke-8 sekitar Rp 500 ribu dan 2 tahun pelunasan cicilannya mendekati Rp600 ribu,” kenangnya.
Di tahun 2018 lalu, ayah tiga anak ini berhasil melunasi cicilan rumahnya di BTN. “Saya sangat berterimakasih bisa mendapat dukungan dari BTN untuk mewujudkan impian saya memiliki rumah sendiri,” tandasnya.
Sampai hari ini, dari generasi ke generasi seiring dengan pertambahan jumlah penduduk potensial, yaitu generasi millenial pasti punya mimpi memiliki rumah sendiri.
Komitmen
Kalau dulu, proses untuk mendapatkan rumah subsidi dan non subsidi yang didanai KPR BTN harus melakukan proses pengajuan secara manual, sekarang sudah beralih ke cara online atau perpaduan dari keduanya.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) tercatat telah menyalurkan pembiayaan hunian hingga Rp470 triliun seiring dengan perayaan HUT KPR yang ke-47 tahun pada 10 Desember 2023 lalu.
Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, mengatakan bahwa BBTN terus menunjukkan komitmennya yang kuat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi negara dengan menjadi bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) terbesar di Indonesia.
“Bank BTN memiliki momentum yang sangat baik untuk terus bertumbuh pesat dan berkelanjutan. Hal ini menjadi bekal untuk perbaikan dalam mencapai aspirasi menjadi bank penyalur KPR terbaik di Asia Tenggara,” ujar Nixon.
Nixon mengungkapkan, sinergi Bank BTN dengan seluruh stakeholder termasuk Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, Kementerian Keuangan, dan DPR RI telah membantu perseroan memenuhi permintaan hunian masyarakat dengan mudah melalui skema KPR.
Tak hanya itu, BBTN pun terus berupaya memenuhi rumah yang layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Komitmen ini dibuktikan perseroan dengan kontribusi yang sangat besar terhadap Program Sejuta Rumah.
Tentu pemerintah tidak bisa sendirian dalam mewujudkannya. Diperlukan kerjasama berbagai pihak baik dari regulator, asosiasi pengembang, dan perbankan termasuk Bank BTN. Tercatat, dengan lebih dari 90% portofolio kredit Bank BTN berupa kredit perumahan, Bank BTN memiliki keunggulan kompetitif di sektor pembiayaan rumah.
Kemudian, Bank BTN telah menguasai sekitar 40% market share KPR secara nasional dan menggerakkan 181 sub-sektor ekonomi dan lebih dari 7.000 pengembang perumahan telah bermitra dengan Bank BTN hingga kini. Adapun, di sektor KPR subsidi, Bank BTN mendominasi sebesar 83% dan menjadi kontributor utama untuk program perumahan rakyat.
“Dalam dua tahun ke depan, Bank BTN berharap dapat membiayai 1 juta rumah subsidi. Dengan kekuatan ini, Bank BTN mendukung upaya pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat berpenghasilan rendah,” katanya.
Sementara itu, di sektor KPR non-subsidi, Bank BTN terus mengoptimalisasi upaya untuk membidik segmen menengah ke atas atau emerging affluent. Bank BTN membuka sales center di beberapa tempat dan bermitra dengan para pengembang perumahan di sub-urban dan perkotaan.
Bank BTN optimistis bahwa sektor properti Indonesia akan tetap bertumbuh pesat karena rasio KPR terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih tertahan di angka 3%, jauh di bawah negara-negara tetangga di Asean. Ditambah lagi, masih terdapat 12,7 juta keluarga yang belum memiliki rumah dan 1,8 juta pernikahan baru setiap tahunnya.
Transformasi Bisnis
Selain itu, diperkirakan terdapat tambahan 77.000 orang Indonesia yang akan digolongkan sebagai segmen berpendapatan menengah pada 2025. Hal ini ditopang pula dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai aspek.
Nixon mengungkapkan, BTN dalam beberapa tahun terakhir berhasil mengimplementasikan sejumlah transformasi yang membawa kinerja perusahaan semakin baik. Misalnya, pada 2021 perseroan berhasil bertumbuh secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan kontribusi program KPR subsidi, serta meningkatkan KPR Non Subsidi melalui Kerjasama Developer Agen Properti. BTN turut mengembangkan skema KPR yang menyasar generasi milenial.
Pada 2022, BTN melakukan transformasi bisnis berbasis ekosistem perumahan, dengan meningkatkan kredit high yield beyond mortgage melalui cross-selling kepada nasabah captive. Tahun lalu, perseroan mengembangkan bisnis yang selaras dengan era Disrupsi Digital untuk menguasai ekosistem perumahan.
“Dalam transformasi ini, kami Fokus pada Penghimpunan DPK Low Cost dengan meningkatkan Current Account Saving Account (CASA) pada segmen Ritel dan Institusi serta membangun kapabilitas untuk peningkatan CASA pada wholesale banking,” terangnya.
Pada 2024, BTN melakukan transformasi perluasan area bisnis dan penyediaan solusi keuangan terintegrasi. Perseroan mempercepat digital banking dan digitalisasi proses secara masif untuk mendukung pengembangan bisnis berbasis ekosistem perumahan sebagai sumber pertumbuhan baru.
Dengan berbagai transformasi tersebut, Nixon optimistis perseroan akan berhasil mewujudkan visi menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada tahun 2025. Tahun depan akan menjadi momen transformasi BTN menjadi One Stop Financial Solution dalam Ekosistem Perumahan.
“Dalam fase ini perseroan akan menggenjot peningkatan sumber fee berbasis layanan dan transaksional terutama pada bisnis wealth management, digital banking, dan corporate,” ujar Nixon.
Tak perlu heran kalau pada akhirnya, transformasi yang dilakukan BTN memperoleh penghargaan bergengsi dalam ajang FinanceAsia 23rd Best Companies in Asia Award dan meraih penghargaan Gold Award kategori Best Mid-Cap Company karena dinilai memiliki kinerja keuangan yang tumbuh signifikan dan menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia dan Asia.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah Redjalam, menilai pencapaian Bank BTN dalam menyalurkan KPR diraih dengan tidak mudah.
Menyeimbangkan Visi Bisnis dan Misi Sosial
Hal ini terkait dengan peran dan mandat pemerintah kepada Bank BTN sebagai agen perubahan sekaligus penyedia rumah untuk seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Di satu sisi, sebagai perusahaan publik, Bank BTN harus konsisten mencetak pertumbuhan laba dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham (shareholders values). Tapi, di sisi lain, menjalankan tugas mulia pemerintah dalam membantu masyarakat mengakses pembiayaan rumah yang terjangkau,” katanya.
Dengan kata lain, menurut Piter, Bank BTN dituntut mampu menyeimbangkan antara menjalankan visi bisnis dan misi sosial secara bersamaan.
Komitmen dan kontribusi Bank BTN di usianya yang ke-74 dalam menjalankan perannya sebagai mitra pemerintah dalam penyediaan perumahan layak bagi masyarakat memang semakin fokus dan terarah.
Sejak KPR diluncurkan pertama kalinya di Indonesia oleh Bank BTN pada tanggal 10 Desember 1976, Bank BTN yang didaulat Pemerintah membantu masyarakat dalam hal pembiayaan perumahan, tak berhenti berinovasi dan mengembangkan produk KPR agar mudah dijangkau seluruh segmen masyarakat. Bahkan di tengah pandemi Covid-19, Bank BTN tetap menjalankan perannya untuk mendukung Program Sejuta Rumah yang diinisiasi oleh Presiden RI, Joko Widodo sejak 2015 silam.
Hal tersebut sejalan dengan road map atau peta jalan serta rencana bisnis Bank BTN dalam melakukan tranformasi menjadi The Best Mortgage Bank in South East Asia pada tahun 2025.
“Sektor properti akan menjadi salah satu motor penggerak utama pemulihan ekonomi nasional dan kami mengapresiasi Pemerintah yang tetap berkomitmen mendorongnya dengan melanjutkan Program Sejuta Rumah dengan memberikan subsidi di sektor pembiayaan perumahan sebagai stimulus. Semoga ini juga akan mendorong kebijakan stimulus lanjutan yang akan lebih berdampak pada sektor properti yang dampaknya akan diikuti oleh sekitar 172 industri turunannya tersebut,” kata Nixon.
Inovasi yang dilakukan BTN dalam membantu masyarakat Indonesia ikut dirasakan oleh Wahyu Pratama dan Herdiansyah yang berani mewujudkan mimpi punya rumah sendiri. Inovasi dan transformasi yang dilakukan BTN dalam membantu masyarakat, khususnya kaum milenial mempersiapkan masa depan memang sejalan dengan slogan mereka, “Karena hidup gak cuma tentang hari ini.”