Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Analis: IHSG akan Menguat Disokong Sentimen Kabinet Baru

×

Analis: IHSG akan Menguat Disokong Sentimen Kabinet Baru

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | JAKARTA – Di pasar spot selama sembilan hari perdagangan berturut-turut hingga Rabu (23/10/2019) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat. Hari ini, IHSG menguat 0,52% ke level 6.257,81.

Menurut Head of Research Investment Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi menyebut, penguatan IHSG hari ini didorong oleh penguatan saham-saham BUMN yang menguat menyambut menteri BUMN baru. Selain sentimen menteri baru, kenaikan IHSG juga dipengaruhi oleh menguatnya harga CPO yang menurut Nafan menembus level tertinggi sejak Juni tahun lalu. Harga CPO naik setelah China memutuskan menghapus tarif balasan atas pembelian kedelai AS serta lonjakan ekspor CPO China dari Malaysia.

Dia mengatakan, data PMI Eropa dan AS akan menjadi sentimen pasar pada perdagangan besok. Selain itu, pasar saham domestik akan menunggu kepastian suku bunga Bank Indonesia pada Rapat Dewan Gubernur.

Baca Juga:   Wall Street Ditutup Bervariasi

Justru berpendapat BI akan kembali menurunkan suku bunga pada perdagangan besok. Lanjar menyebut, menurut survei, BI akan kembali pangkas suku bunga sebesar 25 bps. Penurunan suku bunga, menurut Lanjar, akan berdampak positif pada emiten konstruksi dan negatif pada emiten perbankan.

“Efek jangka panjang dengan suku bunga rendah akan kena ke perusahaan properti, konstruksi yang memiliki rasio utang yang besar untuk menciptakan marketing sales dan laba. Di sisi lain, efek jangka panjang negatif kena ke perbankan. Karena adanya suku bunga yang lebih ringan pertumbuhan kredit akan meningkat dan tentu pertumbuhan NPL pun dikhawatirkan naik menyusul beberapa kasus gagal bayar perusahaan besar,” kata Lanjar.

Baca Juga:   IHSG Naik 12,36 Poin Diakhir Perdagangan

Hal senada dikatakana, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, BI kemungkinan belum akan menurunkan suku bunga lagi. Bisa jadi, BI menunggu keputusan suku bunga Federal Reserve yang akan diumumkan akhir Oktober.

Apabila penurunan bunga kembali terjadi, Hans menyebut keputusan ini tidak akan membawa banyak dampak positif dan hanya akan jadi sentimen jangka pendek. “Kita tahu penurunan suku bunga juga tidak terlalu efektif menolong ekspansi kredit sekarang karena LDR bank tinggi, perkiraan NPL bank juga tinggi. Jadi menurut kami, pasar saham berpeluang untuk koreksi besok,” tutur Hans, Rabu (23/10).

Dia menambahkan, koreksi IHSG juga bisa terjadi akibat profit taking karena sudah terdapat indikasi jenuh beli.

Baca Juga:   Pemkab Sergai Hapuskan Sanksi Administrasi PBB TA. 2020