Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Analis: Rupiah Spot Masih Belum Bisa Ungguli Dollar AS

×

Analis: Rupiah Spot Masih Belum Bisa Ungguli Dollar AS

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | JAKARTA – Pada Senin (2/12) rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.125 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,12% dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 14.108 per dolar AS.

Sementara kurs tengah rupiah melemah 0,14% ke level Rp 14.122 per dolar AS.Pada perdagangan di awal pekan ini, rupiah masih belum bisa ungguli dollar. Lagi-lagi, dolar menguat atas rupiah dan mata uang regional lainnya.

Meskipun sentimen lain membanjiri pasar dan penantian kepastian kesepakatan damai perang dagang tahap pertama tetap jadi fokus investor

Menurut Direktur PT Garuda Berjangka Indonesia Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah atas dolar hari ini dipengaruhi oleh data PMI China yang dirilis lebih baik dari ekspektasi pasar.

Baca Juga:   Akhirnya, Tim SAR Temukan Pemuda yang Hanyut di Sungai Deli

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, data inflasi yang rilis hari ini meskipun lebih baik dari ekpektasi pasar, namun belum dapat menjadi pembangkit rupiah. Pasalnya, pasar masih lebih fokus pada kepastian perang dagang.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan data yang dirilis pagi, data inflasi lebih rendah dari perkiraan. Tapi sentimen itu masih dari faktor ekternal regional, data Cina lebih baik dari perkiraan. Fokus masih pada progres kesepakatan dagang karena ini sudah dekat tanggal 15 Desember yang merupakan deadline.

Sementara dari zona Euro, Ibrahim menilai kemungkinan Boris Jhonson menang dalam pemilu 12 Desember mendatang membawa jalan bagi keluarnya Inggris dari Brexit lebih cepat.

Baca Juga:   Analisi: IHSG Berpotensi Mendekati Zona Merah

Pada perdagangan hari ini, Ibrahim dan Joshua nilai investor masih akan fokus pada kepastian terkait perang dagang. Di sisi lain, Josua menambahkan akan terdapat beberapa data ekonomi yang rilis di Amerika nanti malam.

Di antaranya, data NPI dan ISM Manufacturing AS. Pasar juga menantikan pernyataan Presiden ECB Christine Lagarde terkait kebijakan ekonomi yang akan diterapkan ECB.

Josua menilai, jika hasil rilis data ekonomi AS menunjukkan perbaikan ada kemungkinan rupiah akan kembali melemah. Sehingga, Josua prediksikan hari ini rupiah akan melemah di kisaran Rp 14.075-14.150 per dolar AS.

Sementara Ibrahim memprediksi rupiah akan melemah ke kisaran Rp 14.010-14.150 per dolar AS karena dorongan faktor eksternal.

Baca Juga:   Jumlah Investor di Pasar Modal Belum Berkembang