MEDAN-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, Drs. Wong Chun Sen, M.PdB menyampaikan bahwa sembahyang Cheng Beng menjadi momen penting bagi etnis Tionghoa dalam menghormati leluhurnya.
Hal itu disampaikan Wong saat pulang kampung untuk melaksanakan sembahyang Ceng Beng di Pekuburan Budi Luhur Perlayuan yang berlokasi di Jalan Pulo Padang, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, Kamis (30/3/2023).
Wong mengatakan, tradisi Ceng Beng merupakan waktu dimana warga Tionghoa melakukan ziarah kubur yang dilakukan setiap tahunnya. Tradisi Ceng Beng juga dikenal sebagai Festival Qingming yang dirayakan pada tanggal 4-6 April setiap tahunnya. Kemudian, tradisi ini bertujuan untuk menghormati para leluhur yang telah mendahului para masyarakat etnis Tionghoa yang masih hidup
“Pelaksanaan Ceng Beng ini bukan hanya dilaksanakan di Indonesia saja. Di tempat lain, diluar negeri juga melaksanakannya. Jadi, setiap tahunnya, kami selalu pulang ke Kota Rantauprapat ini. Disini kami berkumpul dari berbagai daerah di rumah keluarga besar kami. Selanjutnya bersama-sama pergi ke pemakaman keluarga untuk berdoa,” sebut politisi Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Medan ini.
Bersama keluarga besarnya, lanjut Wong, ziarah kubur ini juga untuk menghormati dan sebagai bakti kepada para leluhur dan orangtua yang telah tiada. Selain mengenang dan memuliakan orang tua atau leluhur yang sudah meninggal dunia, tradisi ini juga sebagai sarana berkumpulnya saudara, kerabat, dan anak-anak para warga keturunan Tionghoa meskipun sudah berbeda agama dan keyakinan.
“Perbedaan agama dan keyakinan yang dianut dalam satu keluarga besar bukan suatu penghalang untuk berkumpul dan bersilaturahim saat perayaan ceng beng. Melalui tradisi ini semua keluarga yang jauh dipersatukan. Kemudian, keluarga, saudara, dan kerabat yang dari luar negeri juga sering menyempatkan diri pulang memuliakan leluhurnya saat digelar ceng beng,” jelasnya.