mediasumutku.com | MEDAN-Memasuki bulan ‘ember’ (September-Desember) curah hujan sulit diprediksi. Pagi hari bisa saja cuaca baik dan sejuk, lalu siang hari panas terik, sore hari tiba-tiba turun hujan lebat dan mengakibatkan banjir. Dampak curah hujan yang sulit diprediksi, membuat beberapa kawasan di Kota Medan rawan terendam air alias banjir. Banjir yang merendam beberapa kawasan bisa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.
Anggota DPRD Medan Drs.Wong Chun Sen, M.PdB mengajak seluruh warga kota Medan untuk tetap waspada dengan curah hujan yang sulit diprediksi. Beberapa kawasan yang rawan terendam air agar megantisipasi dampak bawaannya seperti penyakit malaria, mencret, demam, flu, batuk dan penyakit lainnya.
Menurut Wong, banjir atau genangan air terjadi karena saluran air tidak lancar.Walaupun saat ini Pemko Medan sedang giat-giatnya melakukan perbaikan parit dan saluran air dengan program Proyek U-Ditch di beberapa kawasan termasuk di inti kota Medan.
“Kalau kita turun ke beberapa saluran air seperti paret dan sungai kecil, kita akn menemukan tumpukan sampah plastik dan jenis sampah lainnya yang dibuang oleh orang-oran yang tidak memikirkan dampaknya di kemudian hari. Hari ini seseorang membuang sampah satu kilo di sungai, di tempat lain juga begitu. Satu hari saja sungai atau paret menampung ratusan kilogram sampah. Ini yang mengakibatkan salura air jadi terhambat,” katanya.
Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan No. 6 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Persampahan sepertinya masih sulit diterapkan di kota Medan. Denda yang ditetapkan kepada orang-orang yang membuang sampah dengan sembarangan masih belum membuat efek jera masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.
“Agar kawasan kita tidak tergenang air, atau paling tidak kita ikut berpartisipasi untuk mengurangii genangan air, kita harus memiliki kepedulian dan kesadaran agar tidak membuang sampah sembarangan. Urusan sampah rumah tangga ini juga perlu menjadi perhatian Pemko Medan agar tidak sampai menumpuk dan mengakibatkan warga membuang sendiri sampahnya. Hanya saja, tindakan masyarakat membuang sampah lebih sering tidak pada tempatnya,” kata Wong yang juga Ketua Permabudhi Sumut.
Sekarang saatnya, tambah Wong Chun Sen masyarakat harus memiliki kesadaran dan kepedulian agar tidak mewariskan sungai yang kotor, saluran air yang sumbat kepada anak cucu kita nanti.