MEDAN-Walikota Medan Bobby Nasution menegaskan, meski Pemerintah Kota Medan melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait saat ini tengah membangun drainase dengan menggunakan u-ditch di banyak titik di Kota Medan bukan berarti banjir otomatis langsung hilang. Sebab, fungsi drainase sebagai saluran pembuang atau penghubung curahan air hujan yang ada di satu titik menuju ke sungai.
“Itu sebabnya selalu saya sampaikan baik Pemko Medan, Pemerintah Provinsi Sumut dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II untuk berkolaborasi agar sungai yang ada segera dinormalisasi,” kata Bobby Nasution ketika meninjau banjir di Jalan Perjuangan, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal Jumat (18/11) malam hingga Sabtu (19/11) dinihari.
Dengan normalisasi sungai yang dilakukan, kata Bobby Nasution, tentunya sungai dapat menampung air saat intensitas air tinggi di hulu (gunung).
“Apabila ketinggian air sungai dapat kita kontrol, otomatis air drainase bisa lebih membuang air ke sungai sehingga meminimalisir terjadinya banjir,” paparnya.
Mengingat jumlah sungai yang melintasi Kota Medan cukup banyak sehingga normalisasi yang dilakukan akan bertahap, kata Bobby Nasution, sebagai salah satu upaya mengatasi terjadinya banjir, Pemko Medan mengusulkan pembuatan kolam-kolam retensi.
“Makanya tahun ini kita mulai pembebasan lahannya dan tahun depan pembangunan fisiknya,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, kolam retensi ini berfungsi untuk menampung sementara air dari drainase sebelum disalurkan ke sungai. “Setelah kolam retensi penuh, barulah air kita alirkan ke sungai. Artinya, melalui kolam retensi ini kita ingin mempercepat aliran air dari drainase ke sungai,” jelasnya.
Adapun kolam retensi yang telah disepakati untuk dibangun, ungkap Bobby, yakni di Kecamatan Medan Selayang, depan Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) dan di Martubung.
“Rektor USU kemarin sudah menyampaikan akan memberikan tanahnya di depan Biro Rektor. Kita akan membangun kolam retensi di situ,” terangnya. (MS7)