Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Sumut

Begini Pengakuan Korban Bom Bunuh Diri

×

Begini Pengakuan Korban Bom Bunuh Diri

Sebarkan artikel ini
mediasumutku.com | MEDAN – Enam korban bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan hingga kini masih dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, Jumat (15/11/2019). Para korban kondisinya mulai membaik.
Keenam korban tersebut di antaranya, Kompol Abdul Mutolib (Kasi Propam Polrestabes Medan) mengalami luka tangan kanan robek, Kompol Sarponi (Kasubbag Bin Ops Polrestabes Medan) luka robek bokong sebelah kanan, Aipda Deni Hamdani (Anggota Propam Polrestabes Medan) luka-luka terkena serpihan.
Kemudian, Brigadir Juli Chandra (anggota Propam Polrestabes Medan) telinga sebelah kanan tidak bisa mendengar, Richard Purba (PHL Bag Ops) luka memar di wajah serta lengan, dan Ihsan Mulyadi Siregar (27), warga Jalan Bakti Sukadono Dusun IV Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal, luka di pinggul sebelah kiri terkena serpihan.
Salah satu korban, Brigadir Juli Chandra mengungkapkan, tak ada memiliki firasat apa-apa sebelumnya. Namun, ibunya pada malam sebelum kejadian tidak bisa tidur dan gelisah.
“Ibu saya yang punya firasat yang enggak enak, beliau enggak tidur-tidur dan memilih sholat tahajud. Alhamdulillah, karena doa ibu saya juga ini maka saya selamat,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (15/11/2019).
Kata Juli, akibat kejadian tersebut ia mengalami masalah pada pendengarannya sebelah kiri. Sebelum kejadian, sedang berkumpul bersama Kompol Mutolib, Kompol Sarponi dan Aipda Deni. Jaraknya, sekitar 4 meter dengan pelaku yang menggunakan jaket ojek online.

Baca Juga:   Progres Renaksi Korsupgah Pemprov Sumut di Atas Rata-Rata Nasional

“Kejadiannya seketika saja, saat itu saya sedang berkumpul usai apel pagi. Lalu, Aipda Deni menegur pelaku karena melihatnya berjalan menuju ke arah kami. Itulah setelah ditegur, ledakan pun terjadi dan kami langsung panik lalu lari menghindar,” terangnya.Juli mengaku, saat kejadian itu hanya mencium bau gas. Namun, karena takut ledakan selanjutnya maka berlari menghindari pelaku ditengah kepulan asap. “Pada saat itu saya sama sekali tak mendengar apapun. Hanya dengungan saja. Sampai saat ini juga masih mendengar dengungan itu,” ujarnya.

Ia menyebutkan, kata dokter dari hasil pemeriksaan mengalami traumatik pendengaran. Pun begitu, ia bersyukur dan merupakan mukjizat dari Allah karena tidak ada luka parah yang dialami dan juga rekannya.

Baca Juga:   DPO Kejari Dairi Berhasil Ditangkap di Medan

“Rasa-rasanya seperti kena pukul kuping saya ini. Saya masih mengingat betul wajah pelaku dan berambut gondrong, masih terekam jelas dalam ingatan dimana pelaku menggendong tas,” jelas bapak satu anak ini.

Sementara, Kompol Sarponi menuturkan hal senada dan tidak memiliki firasat apapun. Meski terluka, ia mengaku bersyukur karena tidak terlalu parah dan selamat. “Syukur aja pelaku sempat dilarang oleh (Aipda) Deni, kalau tidak dilarang mungkin dia akan lebih dekat dengan kami,” ujarnya.

Sarponi juga mengaku masih merasa beruntung. Sebab, dompet yang selalu dibawa dan dimasukkan ke dalam saku celana bagian belakang menjadi penyelamat. “Posisi saya membelakangi pelaku bom bunuh diri itu, mungkin percikan sisa bom mengenai bagian belakang dan kena dompet saya hingga jebol kena benda seperti paku,” ucapnya.

Baca Juga:   Maju Jadi Bakal Calon DPD RI, Parlindungan Purba Mendaftarkan Diri ke KPU Sumut

Setelah ledakan, kata Sarponi, awalnya tidak merasakan sakit. Bahkan, tidak tahu kalau sedang terluka. Namun, tetap mendatangi klinik di Mapolrestabes Medan.

“Pas di klinik juga belum sadar kalau saya sedang terluka. Kemudian, tak lama berada di sana, datang mobil ambulans Rumah Sakit Bhayangkara Medan dan kami masuk ke dalam. Ketika duduk di kursi ambulans, barulah melihat ada darah mengalir. Itulah baru terasa sakit. Lalu, dilihat di bokong dan paha di bagian sebelah kanan ternyat ada luka bakar. Bahkan, celana dinas saya koyak,” tukasnya.