Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
EkonomiHeadline

BEI: Ada 41 Saham Diduga Saham Gorengan

×

BEI: Ada 41 Saham Diduga Saham Gorengan

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | JAKARTA – Akhirnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) angkat bicara soal saham gorengan yang tengah ramai dibicarakan.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Laksono Widodo menambahkan, saat ini diduga ada 41 saham yang tergolong saham gorengan.

“Kontribusi mereka terhadap volume memang besar, tetapi secara traded value kecil, cuma 8,3% dari total value traded di tahun 2019,” kata Laksono di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).

BEI belum bisa memberitahukan ke-41 saham tersebut karena masih dalam tahap dugaan.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Kristian S. Manullang menjelaskan, saham gorengan adalah istilah yang digunakan oleh publik terhadap saham-saham yang memiliki volatilitas tinggi dan tidak didukung oleh fundamental dan informasi yang memadai.

Baca Juga:   Tensi Politik AS-China Bayangi Pergerakan IHSG

Menanggapi hal ini, Bursa Efek Indonesia mengambil langkah berupa ketersediaan informasi maupun proteksi. Langkah tersebut di antaranya mendorong keterbukaan dari emiten melalui website BEI www.idx.co.id, melakukan hearing terhadap emiten yang terdiri jajaran direksi dan jajaran komisaris, dan memfasilitasi public expose maupun public expose insidentil.

BEI juga menggolongkan pergerakan saham-saham yang tidak wajar dalam Unusual Market Activity (UMA), dan memberikan notasi khusus bagi saham-saham yang miliki performa yang kurang baik.

Langkah delisting akan diambil BEI jika dalam rentang waktu 24 bulan dari yang ditentukan emiten belum melakukan perubahan.

“Ini dilakukan agar investor dapat mengambil keputusan yang tepat,” kata Kris dalam kesempatan yang sama.

Baca Juga:   Bus Putra Pelangi Terguling di Tol Tebing Tinggi, Satu Orang Tewas

Edukasi terhadap para investor terus dikerahkan agar tindakan-tindakan pengawasan yang dilakukan dapat dimengerti oleh investor.

Saat membuka perdagangan saham awal Januari 2020 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar otoritas bursa, yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia membersihkan bursa dari praktek-praktek jual beli saham yang tidak benar.

“Jangan kalah dengan yang jahat-jahat, udah hati-hati, harus bersih, berintegritas, berani,” kata Jokowi saat memberikan sambutan pada Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2020, di Main Hall, Tower I Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Menurut Presiden, hal itu sangat penting karena bursa yang bersih dan berintegritas akan membawa kita ke depan lebih baik dan lebih maju.

Baca Juga:   Rupiah Spot Lesu Bertengger di Level Rp14.115/U$D

Diakuinya, mungkin awal-awal ada guncangan dikit-dikit, tapi jangka menengah – jangka panjang pasti akan lebih baik.

Karena itu, Presiden mengingatkan, jangan sampai ada lagi dari 100 digoreng-goreng jadi 1.000 goreng-goreng jadi Rp 4.000. “Ini menyangkut kepercayaan yang akan kita bangun, praktek goreng-gorengan saham yang menimbulkan korban dan kerugian tidak boleh ada lagi, berikan perlindungan kepada investor,” tegas Presiden.