Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineMedanSumut

Bobby Nasution Ditemani Dedi Mizwar dan Akbar Tanjung Ngobrol Santai

×

Bobby Nasution Ditemani Dedi Mizwar dan Akbar Tanjung Ngobrol Santai

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | MEDAN – Duduk santai di teras Istana Maimoon, Bobby Nasution bersama Dedi Mizwar berbincang hangat dengan seniman-seniman handal Kota Medan, Selasa (1/12/2020).

Diskusi pun mengalir bahkan makin hangat saat Politisi Senior Golkar yang juga Mantan Ketua DPR-RI, Akbar Tanjung ikut nimbrung. Pembicaraan pun mengalir hingga ke ranah politik. “Saya bertemu dengan Pak Jokowi dan berbicara bahwa ayahnya Bobby Nasution adalah Pak Erwin Nasution adalah Alumni HMI KAMMI juga,” ucapnya.

Makanya, dalam reformasi politik negara pada 9 Desember 2020 nanti, harus dipastikan agar pasangan Bobby Nasution dan Aulia Rachman terpilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan.”Saya baca, program prioritas di bidang pembangunan, infrastruktur, pengembangan pemerintahan cukup bagus. Makanya harus menangkan Bobby-Aulia,” tutur dia.

Di kesempatan ini, salah seorang penggiat teater Kota Medan Hafiz Taadi menuturkan sekarang ini, Kota Medan harus bisa mengembangkan cagar budaya. “Kita ikuti arah kesenian yang bang Bobby kemukakan, cukup baik. Lantaran selama ini wali kota tidak memperhatikan seniman,” ungkapnya.

Baca Juga:   Bobby Nasution : Yang Utama Bagi Kami Adalah Membentuk Karakter Berlandas Agama

Kata Hafiz, banyak potensi putra daerah dalam bidang seni budaya. Tak kalah banyak yang melanglang buana untuk memperkenalkan seni budaya yang ada di Kota Medan. “Tapi tidak ada perhatian dari pemerintah,” papar dia.

Apalagi, sambungnya, sampai saat ini Medan tidak punya gedung kesenian. Sehingga potensi-potensi yang ada tidak tersalurkan.

“Jadi bang Bobby harus berani memperbaiki sistem di Kota Medan ini,” ucapnya kepada Bobby.

Sementara Bobby Nasution menyampaikan sarannya kepada seniman untuk kolaborasi atau urun rembuk untuk memajukan Kota Medan. Bobby juga menyampaikan program-programnya untuk meningkatkan seni budaya di Kota Medan, termasuk rencana dalam menggerakkan ekonomi di kawasan Istana Maimoon, Masjid Raya Al-Maksum dan Kolam Sri Deli.

Baca Juga:   Lagi, 3 Pilot Ditangkap Polisi Karena Narkoba

“Medan sebagai kota majemuk, kawasan dari setiap etnis ini harus dilestarikan. Di Kota Matsum misalnya, di sana pergerakan kawasan di sana itu lebih bertumpu kepada kawan kawan kita yang Minang. Begitu juga di kecamatan Medan Maimun, kita sudah tahu ratusan tahun Istana Maimun ini berdiri, citra seperti ini harus dilestarikan. Sehingga tercipta atmosfer yang baik untuk menggerakkan ekonomi,” terangnya.

Pengembangan, sambung penggagas #KolaborasiMedanBerkah ini, tidak hanya berdampak pada warga beretnis Melayu, tapi seluruh kota Medan pasti bisa merasakan. “Kalau ini bisa kita lakukan, saya yakin Medan akan jauh menjadi lebih baik,” tukasnya.

Aktor legendaris Indonesia, Dedi Mizwar, menyampaikan pertama sekali datang ke Istana Maimoon saat berkunjung bersama presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pemeran Naga Bonar ini juga menyampaikan kekagumannya akan Istana Maimoon yang kini sudah berubah ke arah lebih baik. Meski, masih banyak lagi yang perlu ditingkatkan.

Baca Juga:   Pj Gubernur Sumut Apresiasi Persiapan Forkopimda Sambut Pemilu 2024

“Sekarang sudah bagus, kalau dulu kayak rumah hantu. Saya kira ini perlu dipelihara, bahkan dilestarikan dan bisa dijadikan pusat kajian budaya. Bisa bekerja sama dengan perguruan tinggi. Saya kira ini jejak sejarah (Istana Maimoon),” tutur Ketua Bidang Seni Budaya dan Ekonomi Kreatif Partai Gelora ini.

Dia juga mengucapkan terimakasih kepada pengelola Yayasan Istana Maimoon. Dedi berharap, mudah mudahan ke depan istana bisa berfungsi jadi lebih baik. Kegiatan ini diikuti juga Ketua Pembina Yayasan Sultan Ma’moen Al Rasyid, Tengku Mohammad Erfan Al-Rasyid, Ketua Umum Yayasan Sultan Ma’moen Al Rasyid Tengku Reizan Ivansyah, Ketua DPW Partai Gelora, Heriansyah, Ketua Komisi II DPR-RI, Ahmad Doli Kurnia Tanjung, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Golkar, Hasrul Benny Harahap, dan 7 seniman kota Medan.