Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Bursa Asia Seret Harga Emas Tergelincir 0,61%

×

Bursa Asia Seret Harga Emas Tergelincir 0,61%

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | JAKARTA – Di tengah melambungnya pasar saham Asia yang menyentuh level tertinggi 19 bulan jelang penandatanganan kesepakatan Amerika Serikat (AS) dengan China. Memicu para pelaku pasar untuk kembali ke aset berisiko mendorong harga emas turun pada perdagangan Senin (13/1).

Mengutip Bloomberg, pukul 14.22 WIB, emas spot ke US$ 1.552,70 per ons troi atau turun 0,61%. Sementara, emas berjangka pengiriman Februari 2020 ke US$ 1.553,50 per ons troi atau turun 0,42%.

Bursa saham Asia menanjak jelang kesepakatan Tahap 1 yang akan ditandatangani di Gedung Putih pada hari Rabu (15.1).

“Sentimen terlihat cukup bagus di Asia, arus masuk ke ekuitas dengan baik, dibangun di sekitar narasi perdagangan ini dan itu menekan emas,” kata Stephen Innes, analis AxiTrader, mengatakan.

Baca Juga:   Telkomsel Pastikan Pelanggan di Sumut Nyaman Belajar Jarak Jauh

“Ada selera dolar di pasar … yang juga menekan emas sekarang.”

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pada hari Minggu (12/1), komitmen China dalam kesepakatan perdagangan Fase 1 tidak berubah selama proses penerjemahan yang panjang dan akan dirilis pekan ini.

Lebih lanjut meredakan kekhawatiran, sebuah laporan Wall Street Journal mengatakan pada hari Sabtu (11/1), Washington dan Beijing telah sepakat untuk pembicaraan semi-tahunan yang bertujuan mendorong reformasi di kedua negara dan menyelesaikan perselisihan.

Harga emas naik 18% tahun lalu di tengah pergolakan perdagangan yang berlarut-larut antara dua ekonomi utama dunia. Dolar menguat menjelang penandatanganan kesepakatan, membuat emas lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Baca Juga:   Perdana, Pakan Ternak Sumut Tembus Korea Selatan

Harga emas naik hampir 0,7% pekan lalu dalam perdagangan yang fluktuatif di tengah meningkatnya ketegangan AS-Iran setelah pembunuhan seorang komandan Iran di Baghdad dan pada pertumbuhan pekerjaan AS yang lebih lambat dari yang diperkirakan pada bulan Desember.