MEDAN-Dosen Institut Kesehatan helvetia (IKH) Medan melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Di SMK Swasta PAB 12 Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang
Kegiatan penyuluhan yang dilakukan merupakan salah satu bentuk dari Tri Dharma Perguruan tinggi Dosen yang bemanfaat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat khusunya remaja mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri (personal hygiene) untuk mencegah terjadinya keputihan yang dapat mengganggu kenyamanan, aktivitas bahkan dapat berakibat buruk bagi kesehatan reproduksi remaja.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Bidan Dian Zuiatna, SST., M.Kes., dan sebagai anggota Bidan Suyanti Suwardi , SST, M.Kes serta beberapa mahasiswa dari Prodi S1 Kebidanan dan Prodi Profesi Bidan Institut Kesehatan Helvetia Medan. Kegiatan Pengabdian Masyarakat berupa penyuluhan kesehatan dengan tema “Edukasi Pada Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Sebagai Upaya Pencegahan Keputihan (Flour Albus ) Di SMK Swasta PAB 12 Saentis.
Peserta yang hadir merupakan remaja putri kelas 3 yang berjumlah 34 orang. Para remaja putri mengikuti kegiatan ini sangat berantusias dalam mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang disampaikan terlihat dari banyaknya pertanyaan dan respon yang baik selama kegiatan berlangsung.
Dian Zuiatna selaku ketua tim menjelaskan, menurut WHO pada tahun (2018) bahwa sekitar 75% perempuan di dunia pasti akan mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidupnya, dan sebanyak 45% akan mengalami dua kali atau lebih, sedangkan wanita di Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25% (Anggraini, 2018). Penelitian di India menunjukkan prevalensi tinggi keputihan 95% diantara siswa remaja perempuan (Prabawati, 2019).
Penelitian tentang kesehatan reproduksi menunjukan keputihan adalah gangguan kedua setelah gangguan haid yang sering terjadi pada remaja. Dari 85% wanita di dunia menderita paling tidak sekali seumur hidup dari 45% diantaranya bisa mengalami sebanyak 2 kali atau lebih (Maysaroh, 2021).
Dijelaskannya, keputihan merupakan permasalahan klasik pada kebanyakan kaum wanita. Ironisnya kebanyakan wanita tidak mengetahui tentang keputihan dan penyebab keputihan. Jika tidak ditangani dengan baik, keputihan biasa berakibat fatal, kemandulan dan kehamilan ektopik (hamil diluar kandungan) bisa menjadi salah satu akibat keputihan. Gejala awal kanker rahim biasanya dimulai dengan keputihan. Pemberian pendidikan kesehatan yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan dampak yang baik kedepannya bagi kesehatan reproduksi remaja.
“Pentingnya mengikuti edukasi ini karena masa remaja rentan mengalami keputihan yang dapat terjadi akibat dari kurangnya pengetahuan remaja itu sendiri mengenai kebersihan diri serta akibat yang dapat ditimbulkan dari keputihan itu sendiri. Keputihan dapat dicegah sehingga perlu dilakukan pemberian edukasi untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai keputihan,” jelasnya.
Kepala Sekolah SMK PAB 12 Deli Serdang, Dewi Wahyuni Nasution, S.Pd., M.Si menyambut baik kegiatan tersebut. Dia menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim pengabdian masyarakat yang telah bersedia datang untuk memberikan edukasi kepada seluruh para siswa. Beliau berharap kegiatan seperti ini dapat rutin dilakukan kedepannya dengan materi edukasi ataupun penyuluhan yang lain. (***)