Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineNasionalPeristiwa

Chinook BNPB Berhasil Tembus Isolasi dan Bantu Korban Gempa Sulbar

×

Chinook BNPB Berhasil Tembus Isolasi dan Bantu Korban Gempa Sulbar

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | MAMUJU – Pengiriman bantuan logistik membutuhkan efisiensi waktu, khususnya untuk mencapai daerah terisolir. Ini ditunjukkan oleh penggunaan helikopter Chinook yang dioperasikan BNPB saat mengirim bantuan ke Desa Kalobang dan Lemo-Lemo di Sulawesi Barat (Sulbar).

Keahlian pilot yang handal menjadi penentu keberhasilan operasi udara dengan teknik precision long line atau sling load ini, tutur Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr Raditya Jati, Sabtu (30/1/2021)

Teknik ini menggantungkan barang bantuan dengan tali yang tepat di bawah badan helikopter. Helikopter ini mampu mengangkut muatan hingga 4.000 ton.

Selain faktor berat muatan, pilot juga harus memperhitungkan kecepatan angin dan cuaca sepanjang rute tujuan.

Cuaca di wilayah Sulawesi Barat sangat cepat berubah sehingga pilot membutuhkan presisi data terkait kondisi tersebut.

Di samping itu, teknik sling load digunakan helikopter untuk operasi pada area yang dapat dikategorikan berisiko tinggi.

Hal tersebut disampaikan instruktur precision long line Ariel Arief Machmud, yang membantu koordinasi operasi udara helikopter Chinook BNPB.

Baca Juga:   Hubungan Jessica Mila dan Yakup Hasibuan Dapat Dukungan Dari Sederet Artis

“Karena pilot yang sewajarnya terbang melihat ke depan, sedangkan dengan teknik ini mau tidak mau harus lihat ke bawah. Sebuah persepsi teknik terbang yang di luar kelaziman pada umumnya pilot pesawat maupun heli mana pun,” ujar Ariel melalui pesan digital, pada Sabtu (30/1).

Persiapan pengiriman bantuan logistik dengan teknik ini berbeda dibandingkan dengan memasukkan barang bantuan ke dalam badan helikopter.

Pada pengiriman dengan teknik precision long line, terlebih dahulu barang-barang bantuan diletakkan pada alas jaring berbobot 200 kg.

Alas jaring kemudian ditutup dengan jaring lainnya untuk saling terikat. Setelah itu pengait dipasangkan tepat di tengah diameter muatan.

Tak hanya kehandalan pilot, kecepatan personel di darat juga berperan dalam operasi pengiriman bantuan melalui udara ini.

Personel Satuan Tugas (Satgas) TNI AU dengan cepat mempelajari teknik merajut jaring dan melepas pengait tali sling load dengan cepat dan tepat.

Baca Juga:   Bakso Bakar Mas Put Beromset 1 Juta Rupiah Perhari, Limbah Ayam Jadi Uang

Sebelum dropping bantuan ini, sebanyak tiga personel telah siap terlebih dahulu di titik pendaratan barang bantuan.

Saat bantuan menyentuh tanah, tiga personel ini dengan sigap melepaskan pengait. Sejumlah warga sudah siap membantu untuk mengeluarkan barang muatan dari jaring.

Setelah selesai, jaring pun dikaitkan kembali ke pengait tali yang dibawa helikopter.

Hari Jumat (29/1/2021), helikopter bermesin ganda ini berhasil mendaratkan bantuan dengan berat total 8 ton di dua desa terdampak gempa M6,2.

Desa Kalobang dan Lemo-lemo, merupakan desa terisolasi di Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).

Pada pengiriman kedua, helikopter Chinook tak perlu mendarat. Tali pengait diterima personel darat untuk memasangkan antar pengait tali dengan pengait muatan.

Dengan cepat barang bantuan terangkat dan sekejap meninggalkan lokasi Bandar Udara Tampa Padang.

Sebelum beroperasi di Mamuju, helikopter ini mengudara dari Kendari, Sulawesi Tenggara. Chinook mengambil bantuan logistik dari sana.

Baca Juga:   Pemko Medan Terima Bantuan Rp 250 Juta Dari BNPB

Heli ini harus melalui perjalanan yang berat dari Kendari menuju Mamuju. Ariel menceritakan kru helikopter menembus medan berat.

“Ini perjuangan yang harus kami lalui menembus medan Kendari menuju Mamuju lalu kembali ke Makassar,” ujar Ariel.

Saat itu, helikopternya harus melalui cuaca buruk. Risiko yang dapat dihadapi apabila menghadapi cuaca buruk, Ariel mengatakan “Jarak pandang, rintangan, seperti gunung, bangunan tinggi, tiang dan kabel listrik, antena BTS.”

Helikopter Chinook bertipe CH47D dan berkode Reg. N303AJ telah berperan dalam misi penanggulangan bencana di Tanah Air.

Chinook merupakan helikopter berbadan besar dengan bobot kosong mencapai 10.185 kg. Nama helikopter yang diambil dari nama suku Indian ‘Chinook’ dikembangkan Amerika Serikat sejak 1957.

Sabtu (30/1/2021), Chinook melakukan pengiriman bantuan logistik denSabtu (30/1/2021), Chinook diagendakan melakukan pengiriman bantuan logistik dengan teknik yang sama menuju Desa Panggalo, Kecamatan Ulumanda, dan Desa Pangasaan, Kecamatan Tapalang Barat, di wilayah Sulawesi Barat.