Scroll untuk baca artikel
EkonomiPerkebunan & Pertanian

Dahsyat, Serapan Biodiesel Naik 144%

×

Dahsyat, Serapan Biodiesel Naik 144%

Sebarkan artikel ini
Beberapa waktu lalu, Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Dr Hasan Hasril Siregar (kini digantikan oleh Dr Iman Yani Harahap) melepas ujijalan penggunaan B50 (MS1/ist)

Medan, Mediasumutku.com– Kebijakan penguatan produksi dan penggunaan biodiesel yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dua tahun terakhir mulai membuahkan hasil. Saat ini penyerapan biodiesel di dalam negeri mengalami peningkatan yang luarbiasa.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Mukti Sarjono dalam keterangan resmi kepada sejumlah meda, Rabu (7/8/2019), menyebutkan kinerja serapan biodiesel pada semester I 2019 sangat impresif.

Ia merinci, sepanjang bulan Januari sampai bulan Juni 2019 tercatat penyerapan biodiesel telah mencapai 3,29 juta ton atau naik 144% bila dibandingkan periode yang sama 2018 yang hanya mampu menyerap sebesar 1,35 juta ton.

Baca juga: Kebijakan Biodiesel Presiden Jokowi Harus Disertai Hukuman

“Angka ini menunjukkan program mandatori B20 telah berjalan dengan baik di PSO dan non-PSO,” kata Mukti.

Sebagai informasi, PSO merupakan singkatan dari Public Service Obligation dan merujuk pada badan usaha milik negara (BUMN) atau badan usaha milik daerah (BUMD) yang bekerja dengan dua beban, yakni mencari keuntungan dan melakukan pelayanan kepada publik. Sementara non-PSO adalah kebalikan dari PSO dan mengacu kepada perusahaa-perusahaan swasta murni, baik dalam negeri ataupun luarnegeri

Baca Juga:   Analis: Dolar AS Seret Kurs Rupiah Melempem

Kata Mukti, pemerintah tetap diharapkan untuk mengakselerasi mandatori B30 yang saat ini ujicoba jalan sedang berlangsung. Pemerintah, ucapnya, juga didorong untuk memperluas penggunaan minyak sawit langsung untuk pembangkit yang dibangun dan digunakan oleh PT PLN.

“Jika semua program penyerapan dalam negeri dapat berjalan dengan baik maka, ketergantungan Indonesia pada pasar global akan dapat dikurangi,” tegas Mukti Sarjono.(MS1/MS1)