Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Dalam 3 Bulan Terakhir, Harga Minyak Duduk di Level Tertinggi

×

Dalam 3 Bulan Terakhir, Harga Minyak Duduk di Level Tertinggi

Sebarkan artikel ini
Kilang Minyak. (Foto: Ilustrasi/Ist)

mediasumutku.com | JAKARTA – Harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 60,89 per barel, turun 0,07% ketimbang harga penutupan perdagangan kemarin.

Sementara, di perdagangan Kamis (19/12) pukul 7.23 WIB Harga minyak berkonsolidasi di sekitar level tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

Harga minyak WTI bergerak di kisaran sempit sejak awal pekan ini. Harga minyak mencapai level tertinggi dalam tiga bulan terakhir pada Selasa lalu di level US$ 60,94 per barel.

Harga minyak brent bahkan mencapai level tertinggi sejak Mei. Kemarin, harga minyak brent untuk pengiriman Februari 2020 di ICE Futures berada di US$ 66,17 per barel, tertinggi sejak 23 Mei 2019.

Baca Juga:   Telkomsel Ajak Pelanggan Sumatera Gunakan uSIM 4G/LTE

Data Energy Information Administration (EIA) yang dirilis kemarin menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun 1,1 juta barel ke 446,8 juta barel pada pekan lalu. Angka ini sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan prediksi polling Reuters yang meramalkan penurunan 1,3 juta barel.

Sementara persediaan bensin dan distilat naik masing-masing 2,5 juta barel dan 1,5 juta barel pada pekan lalu. Data keluaran pemerintah ini berkebalikan dengan data grup industri American Petroleum Institute (API) yang melaporkan kenaikan persediaan minyak sebesar 4,7 juta barel.

“Reaksi pasar lebih kuat karena ternyata data jauh dari estimasi industri,” kata Tony Headrick, energy market analyst CHS Hedging kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa tren naik masih akan kuat ditopang oleh ekspektasi permintaan setelah kesepakatan dagang AS-China.

Baca Juga:   Akhir Pekan, US Dolar Melemah Di Pasar Global, Rupiah Gagal Menguat

RBC Capital Markets memperkirakan, harga minyak bisa stagnan jika perkembangan kesepakatan dagang tidak terealisasi pada pertumbuhan ekonomi.