ASAHAN – Ratusan masyarakat desa di Asahan, Sumatera Utara (Sumut) berunjukrasa ke kantor Bupati Asahan dengan membawa 1 ton tandan buah sawit menuntut perbaikan infrastruktur jalan yang rusak.
Warga datang membawa poster dan spanduk bertuliskan ‘penyerahan 1ton kelapa sawit dari warga desa Gonting Malaha Kecamatan Bandar Pulau kepada pemerintah Kabupaten Asahan untuk pengaspalan jalan yang berpuluh tahun terabaikan’.
“Kami datang ke sini memberikan sumbangan 1 ton buah kelapa sawit hasil swadaya masyarakat untuk disumbangkan ke Pemkab Asahan yang mana melalui sumbangan ini pemerintah lebih peduli membangun akses jalan rusak di desa kami,” kata Khairul Faisal Dolok Saribu, perwakilan warga yang menjadi koordinator aksi kepada wartawan, Kamis (31/3/2022).
Dikatakannya, ada lebih kurang sepanjang 13 kilometer jalan berstatus milik Kabupaten penghubung di desa Gonting Malaha yang belum pernah mendapat sentuhan pembangunan. Sementara jalan desa tersebut merupakan urat nadi masyarakat sebagai akses menjual hasil perkebunan mereka.
“Sebelumnya saat kampanye menjelang Pilkada tahun 2020 lalu warga desa kami dijanjikan oleh Bupati Asahan yang saat ini beliau kembali menjabat menyebut jalan desa akan dibangun tahun 2021. Janji itu sudah tiga kali disampaikan sampai saat ini tidak ada tanda perbaikan jalan,” katanya.
Disebutkan warga, selama ini kondisi jalan tanah dan berbatu. Kerinduan masyarakat untuk menikmati jalan beraspal membuat mereka menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari desa mereka ke kantor Bupati Asahan.
“Lelah kami menerima janji janji politik supaya jalan itu dibangun makanya kami ke sini. Sudah banyak sekali jalan itu makan korban karena jalan rusak,” kata Rafiq Silotonga warga lainnya.
Aksi berlangsung tertib hingga pendemo diterima oleh asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Muhilli Lubis mewakili pemerintah Kabupaten Asahan.
“Perlu diketahui ada juga tahun ini pembangunan jalan di sana dengan situasi kondisi keuangan saat ini. Namun usulan ini akan kami sampai ke pimpinan untuk jadi prioritas,” kata dia.
Disebutkan pada tahun 2020 lalu ada anggaran untuk infrastruktur di wilayah tersebut namun tidak bisa direalisasikan Karen recofusing anggaran di tengah pandemi Covid-19.
Terkait 1 ton sawit yang disumbangkan warga Muhili memaklumi kekecewaan masyarakat dan menerima pemberian itu.
“Secara lisan (sawit) ini kami terima. Kami ucapkan terimakasih. Artinya sebagai bentuk ungkapan kekecewaan masyarakat,” kata dia. (MS10)