Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlinePeristiwa

Demo Omnibuslaw di Batubara Ricuh, Puluhan Pendemo Diamankan, Seorang Polisi Terluka

×

Demo Omnibuslaw di Batubara Ricuh, Puluhan Pendemo Diamankan, Seorang Polisi Terluka

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | BATUBARA– Aksi kelompok mahasiswa dan buruh menolak UU Cipta Kerja Omnibuslaw di kantor DPRD Kabupaten Batubara berlangsung ricuh, Senin (12/10/2020).

Dalam demonstrasi tersebut, puluhan orang yang diduga provokator diamankan polisi. Sementara itu, seorang personil kepolisian terluka pada bagian kepala karena lemparan batu saat aksi berlangsung.

Berdasarkan amatan wartawan, pada aksi itu, sebelumnya massa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Pemuda Pemudi dan Buruh Batubara menggelar aksi dengan tertib. Mereka menyuarakan penolakannya terhadap undang-undang yang baru disahkan tersebut. Aksi berjalan tertib dan kondusif dengan kawalan aparat kepolisian.
Beberapa lama menyampaikan orasinya massa meminta pimpinan DPRD Kabupaten Batubara untuk menemui mereka guna menyatakan Sikap penolakan terhadap undang-undang Cipta Kerja.
Tak lama kemudian, situasi memanas setelah tak satupun diantara anggota DPRD yang menemui para pendemo, hingga menyebabkan kemarahan massa aksi.
Massa kemudian terlibat aksi dorong mendorong dengan aparat kepolisian di gerbang pintu kantor DPRD Kabupaten Batubara hingga akhirnya diwarnai aksi pelemparan batu dan situasi semakin memanas.
Karena kondisi sudah tidak terkontrol polisi kemudian menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan massa dan memukul mundur para pendemo dari kantor DPRD.
Kapolres Batubara AKBP Ikhwan Lubis mengatakan, pihaknya telah mengamankan 10 orang pendemo yang diduga sebagai provokator aksi dalam kerusuhan tersebut.
“Sebanyak sepuluh orang sudah kita amankan terduga provokator. Nanti kita informasikan perkembangan lebih lanjut,”tandasnya. (MS10)
Baca Juga:   Indonesia Zaman Now, Peraturan Investasinya Peninggalan Kolonial