“Sebenarnya stunting ini kalau diintervensi, yakni pada 1.000 hari pertama kehidupan. Mulai dari konsepsi di dalam rahim (gizi ibu), kemudian pemberian ASI selama dua tahun. Kalau kedua hal ini bisa kita jaga dengan baik, maka stunting itu harusnya nol,” ungkap Alwi kepada wartawan, belum lama ini.
Ia membandingkan, pada masa dirinya dilahirkan tahun 1965 lalu, ketika itu kehidupan masyarakat serba sulit. Untuk makan ikan, sepotong harus dibagi kepada empat sampai enam orang sekali makan.
Namun begitu, angka stunting dan kekurangan gizi justru malah rendah. Sebab, para orang tua sadar untuk memberikan ASI kepada anaknya selama dua tahun penuh.
“Dulu ada istilah, jangan banyak makan ikan karena nanti akan cacingan. Tapi, kenapa di zaman itu tidak seperti sekarang yang angkanya sampai 30,8%. Faktornya, kemungkinan karena ibu pada masa itu menyusui anaknya selama dua tahun,” beber Alwi.
Dia meyakini, semua ibu tentu sayang pada anaknya. Hanya saja, Alwi menilai, banyak ibu yang belum begitu paham bagaimana cara menyayangi anaknya dengan benar, sehingga masalah stunting ini bisa sampai terjadi.