Scroll untuk baca artikel
[smartslider3 slider="7"]
Pendidikan

Dosen IKH Medan Beri Edukasi Untuk Tingkatkan Kesuksesan Pemberian ASI di Posyandu

×

Dosen IKH Medan Beri Edukasi Untuk Tingkatkan Kesuksesan Pemberian ASI di Posyandu

Sebarkan artikel ini

MEDAN-Dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) melakukan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan memberikan penyuluhan tentang bagaimana meningkatkan kesuksesan pemberian ASI kepada bayi di Posyandu 12 Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang pada Jumlat (10/1/2025).

Kegiatan PKM tersebut dilaksanakan oleh Bd.Mey Elisa Safitri, S.Keb, S.KM, M.Kes dengan anggota Endang Maryanti, S.KM, M.Si, dan Bd.Suyanti Suwardi, SST, M.Kes.

Kegiatan PKM tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu tentang ASI Eksklusif sehingga nantinya tidak ada lagi ibu yang memberikan susu formula dan makanan pendamping ASI terlalu dini yang akan menyebabkan meningkatnya angka  kesakitan pada bayi.

Selain itu manfaat PKM ini meningkatkan keperdulian keluarga tentang pemberian ASI pada bayi yang dapat memberikan kekebalan pada tubuh bayi dan memenuhi kebutuhan gizi bayi sejak lahir hingga berusia 6 bulan.

Ketua tim PKM, Bd. Mey Elisa Safitri, S.Keb, S.KM, M.Kes mengatakan, banyaknya iklan dan promosi tentang susu formula pada saat ini mempengaruhi keluarga untuk memberikan susu pada bayi bersama dengan ASI, selain itu lingkungan maupun budaya yang tidak positif seperti memberikan madu pada bayi baru lahir atau memberikan air tajin agar bayi cepat besar.

“Ketidaktahuan ibu akan manfaat pemberian ASI merupakan faktor penyebab rendahnya pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Tanjung Sari, oleh sebab itu perlunya dukungan dari segala pihak untuk kesuksesan pemberian ASI ini,” jelasnya.

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Repuplik Indonesia (Kemenkes RI) proporsi ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2023 adalah 68,6% untuk bayi 0-5 bulan. Unicef dan WHO menyerukan untuk mendukung ASI pada tahun 2021, kurang dari separuh bayi di Indonesia 48,6% disusui dalam satu jam pertama kehidupan, turun dari 58,2% pada tahun 2018. Pada tahun 2023 pencapaian proporsi ASI di Indonesi yaitu 73, 97%.

Sumatera Utara masuk dalam 10 besar provinsi yang masih memiliki persentasi pemberian ASI eksklusif di bawah rata rata nasional yaitu sebesar 57,83%, persentase ini menempatkan Sumatera Utara pada urutan ketiga. Untuk wilayah Kabupaten Deli Serdang persentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif hanya 47,26 %.

Dari data-data tersebut dapat dilihat masih kurangnya pemberian ASI eksklusif terhadap bayi. Masih rendahnya pemberian ASI eksklusif akan berdampak pada kualitas dan daya hidup generasi penerus. Secara global pada tahun 2019, 144 juta balita diperkirakan stunting, 47juta diperkirakan kurus dan 38,3 juta mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Menurut WHO, ASI adalah makanan yang ideal untuk bayi dimana pada ASI sendiri jelas aman, bersih dan mengandung antibodi seperti DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasius, vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin and lisozim yang semuanya dalam takaran dan komposisi yang pas untuk bayi.

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Repuplik Indonesia (Kemenkes RI) proporsi ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2023 adalah 68,6% untuk bayi 0-5 bulan. Unicef dan WHO menyerukan untuk mendukung ASI pada tahun 2021.

Pada saat tanya jawab dilakukan diketahui beberapa ibu mengaku tidak memberikan ASI Eksklusif karena susu ibu tidak lancar keluar sejak melahirkan, sebagaian ibu juga mengatakan bayinya rewel bila tidak diberikan susu formula dan mengatakan tidak tahu tentang manfaat pemberian ASI. Dari diskusi dan tanya jawab yang terjadi selama kegiatan berlangsung, pertanyaan terus muncul dikarenakan ibu ingin mengetahui lebih dalam mengenai ASI Eksklusif dan manfaat pemberian ASI serta cara mengatasi masalah menyusui. Setelah penyuluhan selesai dilaksanakan terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman ibu mengenai ASI Eksklusif dan manfaat pemberian ASI yang dapat diketahui dari jawaban kuesioner yang dibagikan.

Kegiatan PKM ini disambut baik oleh Lurah Tanjung Sari, Kepling, Kader Posyandu dan seluruh petugas Puskesmas serta para ibu menyusui di wilayah Posyandu Melati 12 Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang.

Kegitan PKM ini dihadiri sekitar 40 orang ibu yang hadir di Posyandu, dan para peserta mendengarkan dengan antusias dan tak sedikit pula yang mengajukan pertanyaan sehingga tarjalin komunikasi tanya jawab yang aktif.

“Harapanmya, ke depannya tidak ada lagi bayi yang diberikan makanan atau minuman selain ASI sebelum berumur 6 bulan, sehingga nantinya didapati bayi yang sehat dan cerdas untuk mewujudkan generasi penerus Indonesia yang produktifm,” ujarnya. (***)