MEDAN-Dosen Institut Kesehatan helvetia (IKH) Medan melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Di SMA PAB 8 Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, belum lama ini.
Kegiatan Penyuluhan yang dilakukan merupakan salah satu bentuk dari Tri Dharma Perguruan tinggi Dosen yang bemanfaat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat khusunya remaja mengenai dampak dari pernikahan dini
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Bidan Suyanti Suwardi , SST, M.Kes, dan sebagai anggota Bidan Dian Zuiatna, SST., M.Kes. serta beberapa mahasiswa dari Prodi S1 Kebidanan dan Prodi Profesi Bidan Institut Kesehatan Helvetia Medan. Kegiatan Pengabdian Masyarakat berupa penyuluhan kesehatan dengan tema “Edukasi Pada Remaja Tentang Dampak Pernikahan Dini di SMA PAB 8 Saentis”.
Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Sekolah SMA PAB 8 Saentis itu diikuti 25 peserta . Mereka tampak antusias. Kegiatan dilakukan dengan memberikan penyuluhan berupa Edukasi Tentang Dampak Pernikahan Dini.
Suyanti Suwardi , SST, M.Kes selaku ketua tim menjelaskan, penyebab terjadinya pernikahan dini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Diantaranya, adalah rendahnya tingkat pendidikan yang mempengaruhi pola pikir mereka dalam memahami dan mengerti hakekat dan tujuan pernikahan.
Pernikahan dini bisa terjadi karena keinginanuntuk segera merealisasikan ikatan hubungan kekeluargaan antara kerabat mempelai laki-laki dan kerabat mempelai perempuan,” jelasnya.
Selain itu lanjutnya, faktor ekonomi juga memengaruhi, pernikahan dini lebih banyak dilakukan dari keluarga miskin dengan alasan dapat mengurangi beban tanggungan dari orang tua. Pernikahan dini berdampak buruk pada kesehatan baik ibu melahirkan maupun bayi karena reproduksi wanita yang belum sempurna, belum matangnya organ reproduksi menyebabkan wanita yang menikah usia muda beresiko terhadap berbagai penyakit seperti kanker serviks, kanker payudara dan kanker rahim.
“Bayi kemungkinan lahir belum cukup usia, berat badan lahir rendah (BBLR), cacat bawaan bahkan hingga kematian bayi. Maka dari itu perlu dilakukannya pemberian edukasi dan pemahaman pada remaja untuk dapat mengetahui dampak yang dapat terjadi jika melakukan pernikahan dini,” katanya.
Kegiatan ini mendapatkan sambutan baik dari Kepala Sekolah, Muhammad Wardianto, S.Pd. Dia menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim pengabdian masyarakat yang telah bersedia datang untuk memberikan edukasi kepada seluruh para siswa. Dia juga berharap, kegiatan seperti ini dapat rutin dilakukan kedepannya dengan materi edukasi/penyuluhan yang lain. (***)