Scroll untuk baca artikel
KesehatanPendidikan

Dosen Prodi Kebidanan IKH Medan Beri Penyuluhan Peran Herbal Dalam Kebidanan di Kepala Batas Penang Malaysia

×

Dosen Prodi Kebidanan IKH Medan Beri Penyuluhan Peran Herbal Dalam Kebidanan di Kepala Batas Penang Malaysia

Sebarkan artikel ini

MEDAN- Dosen Prodi Sarjana Kebidanan dan Profesi bidan Intitut Kesehatan Helvetia (IKH) Medan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Pusat Jagaan Darul Hanan, Kepala Batas Penang, Malyasia pada Jum’at (2/8/2024) yang lalu.

Kegiatan pengabdian masayarakat ini diketuai Bidan Novy Ramini Harahap, SST, S.Keb.,M.Keb selaku Dosen Prodi Sarjana Kebidanan dan Profesi bidan dan anggotanya yaitu, Bidan Mila Syari, SST., S.Keb., M.Keb, M.Kes dan Bidan Rauda., SST., S.Keb., M.Keb.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dirangkai dengan penyuluhan berjudul “Kesehatan Reproduksi Lansia: Peran Herbal Dalam Kebidanan” di Pusat Jagaan Darul Hanan, Kepala Batas” di Penang-Malaysia ini sebagai upaya dan usaha untuk memanfaatkan tanaman herbal dalam kesehatan reproduksi di Kelurahan Penag Malaysia.

Baca Juga:   Sumut, ODP Ada 2.995 Orang, PDP 76 Pasien, 3 Orang Sembuh dan Positif Covid-19 Ada 9 Orang Termasuk Seorang Meninggal

Ketua tim, Novy Ramini Harahap mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, persentase penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia sebesar 10,48% pada 2022. Angka tersebut turun 0,34% poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 10,82%. Berdasarkan jenis kelaminnya, 51,81% lansia merupakan perempuan.

“Persentase itu lebih tinggi dibandingkan lansia laki-laki yang sebesar 48,19%.. Lansia wanita mengalami perubahan hormonal yang signifikan, seperti menopause, yang dapat membawa berbagai gejala dan masalah kesehatan seperti hot flashes, kekeringan vagina, insomnia, dan perubahan suasana hati,” jelasnya.

Dia menjelaskan, bahan herbal telah lama digunakan dalam berbagai tradisi medis di seluruh dunia untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, termasuk yang terkait dengan kesehatan reproduksi. Penggunaan herbal ini dianggap sebagai pendekatan alami yang lebih aman, terutama bagi mereka yang mungkin memiliki kontraindikasi terhadap terapi hormon sintetis atau obat-obatan lainnya.

Baca Juga:   Dosen IKH Medan Berikan Penyuluhan Tentang Kurangi Resiko dan Jaga Kesejahteraan Remaja Dengan Hindari Pernikahan Dini

Pemanfaatan herbal dalam kebidanan dan kesehatan reproduksi lansia menawarkan alternatif yang potensial dan sering kali lebih diterima oleh pasien yang mencari pengobatan alami. Namun, pendekatan ini harus dilakukan dengan hati-hati dan didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat untuk memastikan manfaat maksimal dan risiko minimal.

“Edukasi yang baik bagi tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai penggunaan herbal yang aman dan efektif sangat penting untuk mendukung kesehatan reproduksi lansia,” bebernya.

Pemberian edukasi tentang tentang pemanfaaatan bahan herbal diikuti oleh 80 orang para lansia. Metode yang digunakan ceramah, diskusi dan tanya jawab dan pelatihan pembuatan pengolahan tanaman herbal diikuti oleh 80 orang para lansia dengan metode demonstrasi, diskusi dan tanya jawab. Dilakukan proses pendampingan juga untuk memastikan mitra memahami proses untuk pemnafaatan tanaman herbal  Pada tahap evaluasi diketahui tim mitra yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini  memahami materi sebelum dan setelah edukasi.

Baca Juga:   Warga Asahan yang Positif Covid-19 Ternyata 2 Bulan Terakhir Tinggal di Batubara

Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa peserta telah mendapatkan manfaat dari kegiatan pengabdian yang dibuktikan dengan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam pemnafaatan tanaman herbal. Diharapkan perlu dilakukan kegiatan lanjutan dalam memanfaatkan tanamana herbal untuk mengatasi kesehatan reproduksi.(***)