Medan, Mediasumutku.com– Takut seperti tak pernah ada dalam kamus Edy Rahmayadi. Sosok berusia 58 tahun yang kini menjadi Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) ini tak pernah menghindar atau mengelak dari orang yang kerap berunjukrasa menyuarakan hak-hak mereka.
Hal ini terlihat jelas dari setahun kepemimpinan Edy Rahmayadi dan Musa Rajeckshah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara.
Dari catatan Mediasumutku.com, Rabu (28/8/2019), jika sedang bertugas di kantor Gubernur, Edy akan menemui atau menerima langsung pihak yang berunjukrasa untuk berdialog.
Contoh terbaru adalah saat unjukrasa yang dilakukan para pekerja yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Niaga Bank Jasa dan Asuransi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP NIBA SPSI) di depan kantor Gubernur, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan.
Tanpa sungkan, Gubsu Edy Rahmayadi langsung berdialog dengan para buruh yang menyampaikan aspirasi, antara lain tentang penolakan revisi Undang-undang (UU) Nomor 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Gubernur pun terlihat akrab para pengunjuk rasa dan berbaur di tengah kerumunan massa.
Beberapa waktu sebelumnya, Edy Rahmayadi pun menerima langsung para mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) saat berunjukrasa menuntut perbaikan kawasan danau Toba.
Kadang kala muncul ketegangan atau selisih pendapat antara Edy Rahmayadi dan para pengunjukrasa.
Namun sering berjalannya waktu, ketegangan itu pun mereda dan hilang dengan sendirinya.
Sikap Edy tetap sama, mau bertemu dan berdialog dengan pengunjukrasa.
Ini dilakukannya saat para mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) berdemonstrasi soal posisi Direktur Utama (Dirut) PT Bank Sumut.
Begitu juga dengan unjuk rasa seribuan nelayan dari berbagai daerah yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Kecil Modern Sumut yang meminta solusi alternatif pengganti alat tangkap trawl yang dilarang penggunaannya.
Juga unjuk rasa dari Aliansi Rakyat Peduli Lingkungan Hidup Sumut yang menyampaikan aspirasi penata kelolaan alih fungsi kawasan hutan di Sumut.
Keakraban Edy Rahmayadi dengan para pengunjuk rasa juga diakui oleh Ketua Gerakan Pemuda Al-Washliyah (GPA) Sumut Zulham Efendi Siregar.
“Selama ini yang kita lihat, memang Pak Gubernur selalu langsung menerima pengunjuk rasa, terutama jika sedang berada di kantornya,” ujar Zulham.
Menurut Zulham, meski dari tentara yang terkenal garang dan keras, namun Edy Rahmayadi merupakan sosok yang ramah dan selalu menyapa siapa pun yang ditemuinya.
“Pak Edy itu gampang ditemui siapa saja, apalagi ketika usai Salat Zuhur dan Asar di Masjid Agung, siapa pun bisa menjumpainya,” ujar Zulham.
Ia menyatakan sikap Gubernur tersebut patut ditiru oleh pejabat lainnya di Sumatera Utara. (MS1/MS1)