TAPSEL – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengajak masyarakat lestarikan situs budaya. Karena, situs budaya merupakan salah satu cara menelusuri identitas etnis dan informasi penting masa lalu.
Hal ini diungkapkan Gubernur Edy Rahmayadi usai berziarah ke makam Namora Pande Bosi di Kelurahan Sigalangan, Kecamatan Batang Angkola, Tapanuli Selatan. Rusaknya situs budaya menurutnya akan mengaburkan sejarah.
“Sejarah itu sangat penting dan kita mempelajarinya dari apa yang ditinggalkan pendahuku kita, situs itu menyimpan banyak informasi, bahkan bisa menunjukkan jati diri etnis tertentu,” kata Edy Rahmayadi usai berziarah bersama Ketua TP PKK Nawal Lubis, Rabu (2/8).
Menurut Edy Rahmayadi, banyak masyarakat yang belum paham pentingnya situs budaya, sehingga banyak terdapat perusakan. Atau menganbil keuntungan dari benda-benda sejarah dengan menjualnya ke oknum tertentu.
“Itu karena kurangnya pengetahuan, nilai benda-benda sejarah sangat tinggi, sama masyarakat dijual ke orang dengan harga murah, tidak laku di rusak, atau diambil sebagian untuk nambah batu di rumah dan lain-lain, ini sangat disayangkan,” kata Edy Rahmayadi.
Sumut salah satu daerah yang menyimpan banyak situs-situs dan benda bersejarah. Misalnya makam Namora Pande Bosi yang sudah berusia kurang lebih 700 tahun di Desa Sigalangan, Tapsel.
“Tidak kita rusak saja informasi yang kita dapat bisa salah, apalagi dirusak, bisa menyesatkan kita dan kesehatan itu bisa berlanjut terus ke generasi berikutnya, itu sangat merugikan, kita bisa kehilangan jati diri,” kata Edy Rahmayadi.
Ikut serta dalam rombongan ziarah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut Ilyas S Sitorus, Kepala Badan Pendapatan Daerah Achmad Fadly, serta OPD terkait lainnya. Hadir juga ahli waris Makam Namora Pande Bosi, tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat. (Winda)