Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
BermartabatMedanPolitikSumut

FANDEMI Hadir sebagai Penyeimbang Demokrasi

×

FANDEMI Hadir sebagai Penyeimbang Demokrasi

Sebarkan artikel ini

 

Mediasumutku.com | Medan : Kemandirian demokrasi Indonesia di segala lini terancam. Kemurniannya terkontaminasi oleh liberalisme dan kapitalisme. Godaan materialisme sangat merusak sendi-sendi demokrasi. Berdasarkan hal tersebut diatas dan untuk menjawab persoalan bangsa, beberapa inisiator pun mendirikan dan mendeklarasikan Forum Analisis Demokrasi Indonesia (FANDEMI).

Bertempat di Cafe and Resto Guest House, Jalan Halat Medan, Kamis (4/6) malam, berdirilah sebuah lembaga independen bernama FANDEMI. Lembaga ini diinisiasi oleh Ketua Lembaga Pengkaderan Pendidikan Profesi Umat Ibnu Hajar, Presiden GAGAK RI Safrizal Elbatubara, Khobar Peduli Umat M Rifai Nasution, Direktur Wahana Lingkungan Independen (WALI) Suhaji, Ketua Korps Siaga Bencana (Kopsiap) Rivai Tanjung.

Dewan Pendiri Forum Analisis Demokrasi Indonesia Ibnu Hajar yang didampingi Safrizal, Direktur Eksekutif Fandemi Suhaji, Wakil Direktur Ismail Nasution, Sekjen M Rifai Nasution, Bendahara Rivai Tanjung mengatakan, Pendirian organisasi Fandemi berkat kekompakan dalam menyatukan visi dan misi yang mempunyai tujuan demi perbaikan bangsa kedepan. Karena berbagai inisiator organisasi tersebut bergerak di berbagai bidang seperti anti korupsi, pemerhati lingkungan, siaga bencana, Pendidikan dan sebagainya, maka, diharapkan nantinya dapat menyikapi dengan bijak berbagai persoalan-persoalan kebangsaan menuju perbaikan bangsa.

Baca Juga:   Jalan Santai dan Senam Massal, 1.000 Warga Dolok Masihul Meriahkan HUT ke-77 RI

“Kami datang dari berbagai organisasi yang bergerak di berbagai bidang, seperti anti korupsi, pemerhati lingkungan, siaga bencana, pendidikan dan sebagainya. Dengan berbagai latar belakang ini, diharapkan kehadiran FANDEMI semakin menempatkan republik ini kian demokrasi,” Ibnu Hajar, mengakhiri. MS7