Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Pendidikan

FBS Unimed Hadirkan Ahli Bahasa dan Budaya dari 5 Negara

×

FBS Unimed Hadirkan Ahli Bahasa dan Budaya dari 5 Negara

Sebarkan artikel ini
mediasumutku.com | MEDAN – Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan (FBS Unimed) menghadirkan ahli bahasa dan budaya dari lima negara pada seminar of Language, Arts and Literature Education (ISLALE) 2 2019.
dalam rangka menemukan konsep atau ide-ide kreatif baru di dalam ilmu bahasa, seni dan budaya menggelar International Seminar of Language, Arts and Literature Education (ISLALE) 2 2019 di ruang Digital Library.
Menghadirkan narasumber ahil di bidang budaya dan bahasa yakni, Prof Amrin Saragih PhD. (Guru Besar Bahasa Unimed), Balasz Huska PhD (Brunei Darussalam), Dr Nur Rasyidah Mohd Nordin (Universitas Utara Malaysia), Potchanan Pantham, MSn (Thailand) dan Coline Carretier (Perancis).
Seminar Internasional ISLALE tahun 2019 ini mengambil tema “Enhancing Transdisciplinary Studies on Language, Literature and Art in Facing the Social Context of the Industrial Revolution 4.0”
Dalam sambutan Rektor Unimed yang diwakilkan Wakil Rektor II Dr Martina Restuati MSi mengatakan, dari tema seminar ini kita dapat melihat bahwa di jaman revolusi industri 4.0  merupakan saat yang penting dalam kolaborasi antara seni dan sastra. “Kami berharap semua peserta dapat mengikuti kegiatan ini karena akan terjadi pertukaran antara ketiga ilmu tersebut,” ujarnya.
Potchanan Pantham MSn dalam paparannya menjelaskan mengenai penggabungan antara seni meditasi dengan tarian yaitu dengan menggabungkan A-Na(d)tayaSati dengan tari tradisional thailand. A-Na(d)tayaSati sendiri berasal dari bahasa Thailand yang terdiri dari tiga kata yang mempunyai arti yang berbeda-beda, dimana A-Na yang mempunyai arti Anapanasati,  Na(d)taya yang mempunyai arti tari klasik Thailand,  dan Sati yang mempunyai arti kesadaran.
Disebutkan, komposisi didalam tarian ini mengandung empat makna yaitu, pertama ; tentang simbol agama Buddha yang jadi “utama inspirasi” dalam konsep karya ini, kedua ; tentang gerakan tari klasik Thailand yang dipakai supaya pernapasan bisa seimbang dengan kontrol tubuh manusia.
Ketiga ; tentang cara meditasi dengan pernapasan disebut “Anapanasati” yang mencakup sadar tubuh, sadar emosi, sadar mental dan sadar alam. “Walaupun ada sesuatu ingin mengganggu dari luar, semua harus bisa di kontrol dan kembali ke dalam meditasi dengan tenang,” ungkapnya.
Kemudian keempat ; tentang hubungan Anapanasati di dalam gerakan tari klasik Thailand menjadi “A-Na(d)tayaSati” yang menjadi utama dalam hal pernapasan. (ms5)
Baca Juga:   UTBK-SNBT 2023 di Unimed Dikuti 15.907 Peserta