Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Harga Emas Hadapi Minggu Terburuk

×

Harga Emas Hadapi Minggu Terburuk

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | JAKARTA – Berdasarkan data Bloomberg pukul 14.51 WIB, harga emas hari ini di pasar spot turun 0,08% jadi US$ 1.551,09 per ons troi. Sebelumnya, harga emas sempat merosot 0,3% menjadi US$ 1.548,17 per ons troi.

Ketegangan di Timur Tengah yang mereda mendorong investor untuk kembali ke taruhan yang berisiko. Harga emas hari ini melanjutkan penurunan dan sempat membawanya ke minggu terburuk dalam lima pekan terakhir.

Harga emas sepanjang pekan ini sempat melorot 0,2%, penurunan mingguan terburuk dalam lima minggu belakangan. Kemarin, harga emas merosot 1% ke level terendah sejak 3 Januari di US$ 1.539,78 per ons troi.

Sedang bursa saham global menguat untuk mencapai rekor tertinggi, pasca komentar dari Presiden AS Donald Trump dan Iran menunjukkan penurunan ketegangan militer. Bahkan, sekalipun AS meningkatkan sanksi terhadap Iran.

Baca Juga:   Fintech Terdaftar dan Berizin OJK Kini Berjumlah 104 Entitas

“Kami melihat sentimen risk-on, dolar AS yang lebih kuat, dan pasar saham yang melonjak,” kata Stephen Innes, Market Strategist AxiTrader, kepada Reuters.

“Selain Presiden AS yang menyarankan agar Iran mundur, lewat undang-undang Ketua DPR Nancy Pelosi membatasi kekuasaan eksekutif Trump terhadap Iran guna mengurangi tekanan di Timur Tengah,” ujar dia.

DPR AS pada Kamis (9/1) mengeluarkan resolusi untuk menghentikan Trump dari aksi militer lebih lanjut terhadap Iran.

Harga emas, aset yang aman selama ketidakpastian politik dan ekonomi, melonjak jadi lebih dari US$ 1.600 pada Rabu (8/1), setelah Iran meluncurkan serangan rudal ke pasukan AS sebagai pembalasan atas pembunuhan komandan puncaknya dalam serangan drone.

Baca Juga:   Harga Emas Naik Karena Inflasi AS Sesuai Harapan Pasar

Lebih lanjut membebani emas, dolar AS tampaknya akan mengukir pekan terbaiknya dalam dua bulan terakhir. Di bidang perdagangan, menurut Trump, kesepakatan perdagangan fase satu antara Washington dan Beijing bisa ditandatangani tak lama setelah 15 Januari 2020.

Investor sekarang menunggu data gaji non-pertanian AS. “Emas tetap berada di belakang kaki di Asia karena pedagang menilai risiko geopolitik dalam logam mulia,” kata Jeffrey Halley, Analis Pasar Senior untuk Wilayah Asia-Pasifik OANDA dalam sebuah catatan.

“(Harga emas) menembus US$ 1.540 menyiratkan koreksi yang lebih dalam ke US$ 1.520 bisa terjadi,” imbuh dia.