Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Harga Minyak Mentah Dunia Merangkak Naik

×

Harga Minyak Mentah Dunia Merangkak Naik

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | JAKARTA – Pada perdagangan terakhir sebelum libur Natal, Selasa (24/12/2019) harga minyak mentah dunia merangkak naik. Terkerek pernyataan Rusia yang menegaskan kerja sama dengan OPEC untuk pengurangan pasokan akan terus berlanjut.

Sentimen ini di tengah optimisme bahwa Amerika Serikat (AS) dan China dapat menyelesaikan perjanjian perdagangan.

Mengutip Bloomberg, minyak Brent pengiriman Februari 2020 ke level US$ 67,20 per barel atau naik 1,22% dari sesi sebelumnya. Sekaligus menembus rekor harga tertinggi.

Sementara, minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Februari 2020 ke level US$ 61,11 per barel atau naik 0,97%. Berada di dekat level harga tertinggi US$ 61,18 per barel pada Kamis (19/12).

Baca Juga:   ShopeePay -Alfamart Dorong Masyarakat Transaksi Non-Tunai

Negara-negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC dan Rusia akan melanjutkan kerja sama mereka selama “efektif dan membawa hasil,” kata menteri energi Rusia Alexander Novak dalam sebuah wawancara pada hari Senin.

OPEC dan sekutu sepakatnya pada November untuk memperpanjang dan memperdalam pembatasan produksi sejak 2017. Di bawah pengurangan produksi, sebanyak 2,1 juta barel per hari (bpd) dapat dikeluarkan dari pasar, atau sekitar 2% dari permintaan global.

Namun, OPEC perlu berbuat lebih banyak untuk menyeimbangkan pasar secara berkelanjutan, Bjornar Tonhaugen, kepala penelitian pasar minyak di Rystad Energy, mengatakan dalam sebuah catatan.

“Pemotongan OPEC tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah – sebaliknya mereka menawarkan ‘perban’ ringan untuk melewati kuartal pertama 2020,” kata Tonhaugen.

Baca Juga:   Edy Rahmayadi Makin Optimis Pertanian Sumut Akan Berkembang

Pasar juga naik karena Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa ia dan Presiden China Xi Jinping akan mengadakan penandatanganan untuk fase pertama dari kesepakatan perdagangan yang disepakati bulan ini.

Asal tahu, ketegangan perdagangan antara kedua negara telah membebani pasar minyak karena kekhawatiran perlambatan pertumbuhan permintaan minyak. Namun, pasar menghadapi tantangan dari meningkatnya pasokan.