MEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi didampingi Ketua TP PKK Provinsi Sumut Nawal Lubis mengikuti secara virtual Peringatan Hari Kartini 2022 di Istana Negara Jakarta dari Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan, Kamis (21/4).
Gubernur Edy Rahmayadi juga menyerahkan penghargaan dari Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM), kepada 33 Perempuan Berjasa dan Berprestasi di seluruh kabupaten/kota se-Sumut, untuk lima kategori yaitu pendidikan, kesehatan, sosial budaya, lingkungan hidup, dan pertanian.
Penerima penghargaan dipilih oleh pemerintah provinsi, berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota, dimana setiap daerah mengusulkan satu nama penerima penghargaan sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan oleh OASE-KIM.
Adapun para penerima penghargaan tersebut adalah Naulina Situmeang (Tapteng) seorang penyapu jalan, Nursiti Hutauruk (Taput) seorang penggiat pertanian, Nuhannah (Tapsel) adalah tutor PAUD, Intan Sari Lawolo (Nias) bidan Puskesmas, Fatimah Triyani (Langkat) penggiat sosial perempuan, Riada Sinaga (Karo) penyapu jalan, Dahlia br Ginting (Deliserdang) penggiat pertanian, Masdawati Tambun Saribu (Simalungun) guru honorer, Kartini (Asahan) kepala lingkungan dan kader pembina KB.
Kemudian, Indrawaty Sinaga (Labuhanbatu) seorang relawan perempuan dan anak, Elida Ginting (Dairi) petugas perawatan taman Iman Sidikalang, Lusiana Silalahi (Toba) peternak dan Ketua Pokja PKK, Warnida (Madina) guru honorer daerah terpencil, Agnes Luahamboho (Nias Selatan) petani dan kader Posyandu, Wasnita Tumanggor (Pakpak Bharat) aktivis anti kekerasan bagi remaja dan KDRT, Marso Verawaty Pardede (Humbahas) petugas kebersihan/penyapu jalan.
Justina br Tarigan (Samosir) adalah petani dan penggiat industri olahan pangan, Fitri Artika (Sergai) guru honorer, Umi Kalsum (Batubara) kader Posyandu dan penyuluh KB, Rosidah (Paluta) aktivis sosial budaya, juga perlindungan perempuan dan anak, Juliana Siregar (Palas), penyapu jalan, Wariyem (Labusel) penggagas dan penyuluh pertanian hidroponik, Lilawati Munthe (Labura) guru honorer, mengajar lansia dan anak dari rumah ke rumah, Nita Mertayanti Zendrato (Niat Utara) tenaga kesehatan di Puskesmas, Filisana Gulo (Nias Barat) guru PAUD dan aktivis perlindungan perempuan dan anak.
Selanjutnya, Wahyuti (Kota Medan) merupakan petugas penyapu jalan, Hotmaulina Malau (Kota Pematangsiantar) ketua kelompok tani, Anilfa Tanjung (Kota Sibolga) pengelola dan tutor PAUD, Masnah br Ginting (Kota Tanjungbalai) kader Posyandu dan Ketua Bina Keluarga Balita, Juliati (Kota Binjai), pengelola bank sampah kelurahan, Misni (Kota Tebingtinggi) petugas penyapu jalan, Sugiarti (Kota Padangsidimpuan) petani dan penggiat pertanian, serta Lisnawati Gulo (Kota Gunungsitoli) tenaga pendidik PAUD.
Gubernur Edy Rahmayadi menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada para Kartini dari 33 kabupaten/kota se-Sumut tersebut, atas jasa dan prestasinya dalam bidang keahliannya masing-masing. “Kami sampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih yang tak terhingga, semoga ke depan terus bersemangat dan berprestasi,” ujarnya.
Gubernur juga menyampaikan, yang terpenting adalah bagaimana memaknai semangat dari sosok Kartini. Karena itu pula, setiap 21 April diperingati hari ini untuk mengingat perjuangan perempuan di masa lalu.
“Dalam kondisi sulit saat itu, bergerak dalam bidang pendidikan, intinya pendidikan. Kartini mendobraknya (akses pendidikan), baik di keluarga maupun tekanan penjajah,” jelas Edy.
Dengan menjadi insan terdidik di masa lalu, lanjutnya, Kartini menjadi contoh penting bagi eksistensi perempuan di masa sekarang. Bahkan dinamika yang ada, semakin hari semakin berat. Untuk itu semangat pahlawan perempuan ini perlu dipelihara.
“Kalau kita kembalikan saat itu, memang fokusnya pendidikan. Tetapi saat ini bukan hanya pendidikan. Kemudian kegiatan yang fokusnya untuk kehidupan rakyat, perlu didukung bersama,” sebutnya lagi usai mengikuti peringatan Hari Kartini yang secara nasional dipimpin Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
Tetapi yang terpenting dari peringatan Hari Kartini ini adalah perlunya penguatan akhlak/budi pekerti, terutama untuk kaum perempuan. Sebab, katanya, ilmu saja tidak cukup untuk bisa membangun Sumut, khususnya pendidikan kepada anak cucu.
Sebelum beranjak, Gubernur pun menyampaikan bahwa istrinya, Nawal Lubis adalah sosok pahlawan bagi dia dan keluarga.
“Ini pahlawan saya ini, setiap hari selalu mengingatkan, dengan omelan-omelannya pasti,” pungkasnya.