MEDAN – Presiden Joko Widodo pada tanggal 25 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta menetapkan setiap tanggal 22 Oktober diperingatu sebagai Hari Santri Nasional. Peringatan Hari Santri Nasional ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 22 Tahun 2015.
Penetapan ini dimaksudkan untuk meneladankan semangat jihad kepada para santri tentang ke-Indonesiaan yang digelorakan para ulama di masa lalu.
Menyikapi kondisi yang dihadapi seluruh umat manusia dimuka bumi ini, Ketua Umum Gema Santri Nusa KH. Akhmad Khambali, SE menyampaikan bahwa Indonesia sendiri sudah hampir dua tahun berjuang untuk melawan virus ini.
Pandemi Covid-19 dan upaya penanganannya bukan semata-mata urusan pemerintah semata. Tapi seluruh warga masyarakat Indonesia, bahkan seluruh penduduk dunia.
“Kita semua harus memiliki kepedulian yang sama terhadap virus ini. Tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan. Kita harus bergandengtangan dalam melawan virus ini,” paparnya.
Akhmad Khambali yang juga Sekretaris Forum Kyai Muda Sumut menyampaikan bahwa dari setiap episode penanganan, lahirlah aneka cerita ketangguhan. Dari urusan personal hingga cara aparat negara sibuk dengan upaya pencegahan dan penanganan virus Covid-19.
Singkatnya, lanjut Khambali bagaimana semua orang atau setiap orang, kelompok, masyarakat, bangsa dan negara mampu menjadikan tantangan di depan mata, menjadi peluang untuk membuat lompatan kemajuan.
“Dalam momen peringatan Hari Santri Nusantara ini, mari kita merayakan sebuah proses menjadi tangguh untuk Indonesia. Mari menjadikan ketangguhan, untuk bertumbuh dan maju untuk Indonesia,” tandasnya.
Pesantren dan Santri bisa jadi garda terdepan untuk mengubah perilaku warga saat pandemi Covid-19 ini. Kyai Khambali menyampaikan bahwa komponen masyarakat yang penting dalam penanganan Covid-19 adalah lembaga pendidikan dan garda terdepan adalah Kaum Sarungan, sebab selama ini pola pengajarannya tetap tatap muka dengan penerapan prokes super ketat.
“Pesantren merupakan Satuan Pendidikan yang kita harapkan menjadi garda terdepan, ujung tombak dalam mengubah perilaku masyarakat. Satu, di dalam keteladannya, dua melalui edukasinya,” kata Kyai Khambali.
Dengan spirit Hari Santri Nusantara, Akhmad Khambali mengajak seluruh elemen untuk tumbuh bersama, bangkit, menjadi pelopor dalam Gerakan Santri Mandiri, Santri beretika dan Santri berkepribadian.
“Itu sebabnya, dibalik musibah pandemi Covid-19 ini kita harus tetap taat dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Yang paling penting lagi adalah menghindari kegiatan di luar rumah,” tandasnya.
Kalau sudah divaksin, tandas Khambali masyarakat jangan langsung merasa sudah kebal. Virus ini tak kenal strata sosial, siapa saja bisa kena. Persoalannya saat ini adalah bagaimana upaya kita agar tidak sampai virus ini menyebar kemana-mana.