Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

IHSG Ambruk Pagi Ini, BEI Bekukan Pedagangan Sementara

×

IHSG Ambruk Pagi Ini, BEI Bekukan Pedagangan Sementara

Sebarkan artikel ini
Foto : Ilustrasi IHSG/int

mediasumutku.com| MEDAN- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk 5% atau 257,5 poin hanya dalam kurun waktu 1,5 jam. Ketika perdagangan dibuka IHSG masih berada di posisi 5.084,33 lalu sempat naik ke 5.084,48 sebelum menukik ke level 4.891,8.

“Agar penurunan tak semakin dalam, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), pun langsung mengambil langkah tegas dengan melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada pukul 10:36:18 waktu JATS,”kata tim BEI yang disampaikan oleh Kepala BEI Sumut, Pintor Nasution, Kamis (10/9/2020).

Dikatakannya, hal ini dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat.

Baca Juga:   Sore Ini, IHSG Masih Bertengger di Zona Hijau

Sementara itu analis keuangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, itulah gambaran kinerja IHSG pada perdagangan hari ini. Selain IHSG dibuka melemah di level 5.084,33, mata uang Rupiah melemah hingga diatas level 14.900, atau tepatnya dikisaran level 14.914 per US Dolar.

“Kinerja mata uang rupiah mengalami keterpurukan dan sangat berpeluang untuk mendekati level 15.000 per US Dolar. Kinerja pasar keuangan benar-benar terpuruk seiring buruknya sentimen negatif eksternal dan internal,”ujarnya.

Salah satu sentimen negatif eksternal yang berpengaruh adalah ancaman perang dagang antara AS dan China. Serta dari domestik adalah pemberlakukan PSBB di Jakarta yang membuat kinerja pasar keuangan kembali masuk dalam tekanan jual.

Baca Juga:   Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Raih Penghargaan TOP Pembina BUMD Awards 2021

“Ada kemungkinan ancaman depresi yang bakal terjadi jika pusat ekonomi nasional justru mengalami gangguan karena kebijakan PSBB tersebut,”katanya.

Muncul potensi depresi jika kebijakan tersebut dilakukan dalam waktu lama. Disisi lain, belum ditemukannya obat maupun vaksin menjadi masalah serius dan memperburuk gambaran kebijakan ekonomi.

“Hal ini dikarenakan oleh penyebaran covid19 yang belum bisa dipastikan kapan akan berakhir,”pungkasnya. (MS11)