mediasumutku.com | JAKARTA – Perdagangan di akhir November ditutup di level 6.011,83 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Artinya, IHSG telah tertekan 3,48% sejak penutupan perdagangan bulan sebelumnya, yang saat itu di level 6.228,32.
Menurut Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan tekanan tersebut masih akan berlanjut hingga Desember. Dia memasang proyeksi terburuk IHSG bisa mencapai 5.500 di bulan ini, namun di akhir tahun IHSG bisa naik di kisaran 6.000-6.200.
“Saya berharap ada window dressing di minggu terakhir Desember. Saya berharap di akhir tahun IHSG bisa ditutup ke level 6.200,” jelas Hans.
Hans mengatakan, tekanan pada pasar masih akan terus dirasakan selama perang dagang Amerika Serikat (AS)-China masih belum ada kesepakatan damai. Apalagi, Trump akan menggunakan ini sebagai bahan kampanyenya untuk melenggang dalam pemilu AS.
Sedangkan dari dalam negeri, IHSG diberatkan dengan kasus reksadana yang membuat pasar khawatir.
“Faktor global dominan, tetapi di dalam negeri menjadi pemberat indeks,” jelas Hans.
Kendati pasar masih akan terus melemah sampai nanti adanya window dressing, Hans menyarankan investor untuk membeli atau mengakumulasi saham saat terjadi pelemahan. Namun, Hans menyarankan investor untuk tetap memilih saham bluechip seperti BBCA,BMRI, BBRI, JSMR dan TLKM.