mediasumut.com | JAKARTA – Setelah menghadapi tekanan turun dalam beberapa hari sebelumnya. Kamis (3/10) Wall Street akhirnya menguat. Dow Jones Industrial Average menguat 0,47% ke 26.201,04.
Indeks S&P 500 naik 0,80% ke 2.910,63. Nasdaq Composite melesat 1,12% ke 7.872,27.
di mana Pasar saham sempat turun lagi setelah Institute for Supply Management (ISM) melaporkan bahwa indeks aktivitas non-manufaktur turun ke level 52,6 pada bulan September. Ini adalah level terendah sejak Agustus 2016.
Ada tiga data memburuk yang dirilis dalam tiga hari berturut-turut menyebabkan tekanan pasar masih besar. Sebelumnya, ISM melaporkan data aktivitas pabrik yang mencapai level terendah dalam lebih dari 10 tahun. Ditambah lagi, data tenaga kerja menunjukkan bahwa penambahan pekerja bulan Agustus tidak sekuat prediksi awal.
Harga saham menguat lagi setelah adanya kenaikan prediksi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga acuan pada rapat bulan ini. Menurut Fed Watch dari CME Group, tingkat taruhan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga bulan ini meningkat menjadi 90% dari sebelumnya 40%.
“Degradasi data, terutama data non-manufaktur, memperkuat dorongan The Fed untuk pemangkasan lagi,” kata Kim Forest, chief investment officer Bokeh Capital Partners kepada Reuters.
Para trader memperkirakan akan ada dua kali pemangkasan lagi hingga tutup tahun ini. Data tenaga kerja yang akan dirilis Departemen Tenaga Kerja AS pada hari ini akan lebih membuktikan dampak perang dagang AS-China terhadap ekonomi Paman Sam.
“Pertumbuhan global melambat dan pertumbuhan AS menurun karena perselisihan dagang dan ketidakpastian kebijakan perdagangan,” kata Ben Phillips, chief investment officer EventShares kepada Reuters.
Meski menguat pada perdagangan kemarin, bursa saham AS masih tercatat turun dalam lima hari perdagangan terakhir. Dow Jones turun 2,57% dalam lima hari. Indeks S&P 500 turun 2,25% pada periode yang sama. Sedangkan penurunan indeks Nasdaq mencapai 1,97%.