Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
ArtikelBerita SumutEkonomiHeadlineNasionalSumut

Karena Rakyat Memang Sangat Membutuhkan Rumah

×

Karena Rakyat Memang Sangat Membutuhkan Rumah

Sebarkan artikel ini
OPTIMIS-Di tengah ketidakpastian ekonomi global, sektor properti dalam negeri diyakini masih tumbuh positif di tahun 2023, dan didorong oleh permintaan yang tinggi dari masyarakat. FOTO : JAMES P PARDEDE

Pernyataan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait adanya penyaluran KPR BTN sangat membantu masyarakat Indonesia dalam memiliki hunian layak dan terjangkau. Selain itu, KPR BTN juga mampu mendukung terwujudnya ekosistem perumahan Indonesia yang baik dan stabil sehingga mampu menjaga stabilitas perekonomian nasional serta mendukung program perumahan.

Oleh : James P. Pardede

Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Mohammad Zainal Fatah menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan pada Puncak HUT KPR BTN yang ke-46 di Jakarta, Desember 2022.

“Bank BTN sangat berperan besar dalam program pembiayaan dan penyediaan perumahan di Indonesia. Selain itu, kolaborasi Bank BTN dengan berbagai pemangku kepentingan juga mendukung terbentuknya ekosistem perumahan yang baik,” katanya.

Peringatan HUT KPR BTN yang ke-46 menjadi satu tonggak sejarah yang luar biasa, di mana 46 tahun yang lalu, BTN menginisiasi sebuah pola kepemilikan rumah bagi masyarakat melalui pola KPR. Asmuadji yang kini berusia 86 tahun menjadi pencetus program ini. Semangat dan inspirasi beliau diharapkan terus menjadi semangat buat jajaran Bank BTN, Kementerian PUPR, dan seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan rumah untuk rakyat dan kepemilikan rumah juga kredit kepemilikan rumah.

Inovasi Bank BTN membangun dan mewujudkan Digital Mortgage Ecosystem (ekosistem digital) merupakan bentuk komitmennya sejak pertama kali didaulat sebagai Bank yang menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah pada tanggal 10 Desember 1976.

Selama perjalanannya dalam menyalurkan KPR baik subsidi maupun non subsidi, Bank BTN telah mengucurkan pembiayaan hampir mencapai Rp400 triliun dan mewujudkan rumah impian yang dimanfaatkan lebih dari 5.000.000 keluarga di Indonesia.

Dari keseluruhan pembiayaan yang mencapai hampir Rp400 triliun tersebut, lebih dari 56% atau sekitar Rp 219 triliun mengalir ke segmen KPR Subsidi sementara sisanya mengalir ke segmen KPR non Subsidi. Pencapaian tersebut juga diimbangi dengan kemampuan Bank BTN dalam melakukan penetrasi pasar, dimana per Juni 2022 Bank BTN menguasai pangsa pasar KPR lebih dari 39,4%.

Dengan pencapaian tersebut, Bank yang dulunya bernama Postpaarbank, saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak pemulihan ekonomi dari sektor properti dan mengawal Program Pemerintah dalam Sejuta Rumah.

Dari pendanaan mencapai Rp400 triliun tersebut dan 5 juta lebih keluarga di Indonesia yang berhasil mewujudkan impiannya punya rumah sendiri, sebagian besar pasti sudah mewariskan rumahnya kepada generasi penerusnya.

Seperti yang dirasakan warga masyarakat di Medan, Sumatera Utara. Masih segar dalam ingatan saya ketika almarhum kakek dan nenek saya menyampaikan nasehat berharganya kepada orang tua saya dan paman saya sekitar 25 tahun lalu.

“Pintar-pintarlah kalian menyimpan uang, segera pikirkan rumah kalian dan jangan boros. Pikirkan juga masa depan anak-anak kalian. Pinjam uang ke bank atau berhutang ke bank bukan sesuatu yang tabu. Kalau tidak begitu, kalian tidak akan merasa bertanggungjawab terhadap masa depan anak-anak kalian, kalau kalian menabung sedikit demi sedikit, sampai kapan kalian baru punya rumah. Beranikan diri untuk kredit rumah,” begitulah kira-kira nasehat leluhur kami pada waktu itu.

Paman saya, Sabam Simatupang akhirnya memberanikan diri membeli rumah di Perumnas Helvetia Medan dengan cara kredit ke Bank BTN. Saya masih ingat cicilan rumahnya pada waktu itu sekitar Rp67.000 per bulan dan sekarang rumah itu sudah dijual karena sudah membeli rumah baru lagi di kawasan Simalingkar B Medan.

Sama halnya dengan Saut Sihombing (37 tahun) pada saat melihat surat rumah atas nama almarhum orang tuanya G Sihombing/R br Siregar Sormin. Di usianya yang sekarang sebagai generasi penerus keluarga bersama dengan satu saudaranya, ia merasa sangat bangga dengan perjuangan orang tuanya yang hanya guru SD tapi ‘memberanikan’ diri membeli rumah secara nyicil lewat KPR BTN di Perumnas Helvetia Medan, tepatnya di Jalan Melati Raya, Perumnas Helvetia Medan.

Baca Juga:   BTN Dorong Digitalisasi Pasar Tradisional Bandung Barat

Sejak menikah dengan Boru Panjaitan tahun 2018 lalu, Saut Sihombing tinggal di rumah peninggalan orang tuanya.

KPR BTN – Penyaluran KPR BTN sangat membantu masyarakat Indonesia dalam memiliki hunian layak dan terjangkau. Selain itu, KPR BTN juga mampu mendukung terwujudnya ekosistem perumahan Indonesia yang baik dan stabil sehingga mampu menjaga stabilitas perekonomian nasional serta mendukung program perumahan. FOTO : JAMES P PARDEDE

“Walapun saya tinggal di rumah peninggalan orang tua, keinginan untuk punya rumah sendiri atau paling tidak untuk investasi ke masa depan tetap ada. Beberapa waktu lalu saya sudah mencoba mengajukan permohonan ke Bank BTN Medan lewat salah satu pengembang, tapi jawaban pasti dari pengembang belum membuahkan hasil. Sampai hari ini, mimpi punya rumah sendiri walau lewat cara kredit masih tetap ada. Saya berpikir, orang tua saya saja yang hanya guru SD bisa, kenapa saya tidak bisa?” begitu kata Saut Sihombing saat ditemui di Medan, Sabtu (4/2/2023).

Bayar Tapi Nyicil

Tak jauh berbeda dengan Herdiansyah (45 tahun) yang memberanikan diri membeli rumah lewat KPR BTN karena ada program dari BPJS Ketenagakerjaan bekerjasama dengan BTN. Waktu itu, Herdiansyah berpikir daripada menunggu lama ia pun menyanggupi mempersiapkan persyaratan. Rumah yang ia pilih ada di Perumnas Putri Deli Namorambe, Kabupaten Deli Serdang.

“Tahun 2008 saya langsung tandatangani akad dengan tenggat waktu 10 tahun. Cicilannya waktu itu sekitar Rp 400 ribu selama lima tahun, kemudian tahun ke-6 sampai tahun ke-8 sekitar Rp 500 ribu dan 2 tahun pelunasan cicilannya mendekati Rp600,” katanya.

Tahun 2018, lanjut ayah tiga anak ini rumah yang ia cicil berhasil lunas. Bagi Herdiansyah, istilah rumah KPR BTN itu ia istilahkan menjadi ‘Bayar Tapi Nyicil’.

“Saya sangat berterimakasih bisa mendapat dukungan dari BTN untuk mewujudkan impian saya memiliki rumah sendiri, walapun caranya harus bayar tapi nyicil. Sekarang, rumah yang saya tempati sudah saya rehab karena posisinya persis berada disudut komplek,” tandasnya.

Sabam Simatupang, Saut Sihombing dan Herdiansyah hanya sebagai perwakilan dari masyarakat yang merasakan betapa berartinya program KPR BTN bagi rakyat dalam memiliki rumah sendiri. Sampai hari ini, dari generasi ke generasi seiring dengan pertambahan jumlah penduduk potensial, yaitu generasi millenial yang juga memiliki mimpi punya rumah sendiri.

Kalau dulu, proses untuk mendapatkan rumah subsidi dan non subsidi yang didanai KPR BTN harus melakukan proses pengajuan secara manual, sekarang sudah beralih ke cara online. Selama 46 tahun bergerak di segmen KPR, Bank BTN telah banyak merilis berbagai produk maupun program KPR, diantaranya KPR Gaesss for Millenial, KPR Hits yang dikembangkan Unit Usaha Syariah BTN, KPR Lelang dan KPR Manfaat Layanan Tambahan kerjasama dengan BP Jamsostek, KPR Tapera (konvensional maupun syariah) yang digarap bersama BP Tapera dan tentu saja KPR Subsidi yang merupakan bagian dari program pembiayaan dari Pemerintah.

Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo dalam sebuah kesempatan menyampaikan, bahwa sektor perumahan adalah sektor yang resilient, tahan banting. Oleh sebab itu pada tahun-tahun mendatang Bank BTN akan berfokus untuk bertransformasi dan tetap relevan dengan perkembangan zaman, serta perubahan perilaku konsumen yang mengalami transisi secara drastis sejak terjadinya pandemi Covid-19.

Keseluruhan produk tersebut saat ini, kata Haru makin mudah diakses dengan adanya Digital Mortgage Ecosystem Bank BTN. Seperti yang diketahui, BTN Digital Mortgage Ecosystem menyediakan layanan digital yang memenuhi empat aspek yakni living, renting, buying, dan selling. Setelah matang di aspek buying dengan produk KPR tadi, Bank BTN mematangkan aspek di sektor selling atau jual lewat aplikasi digital rumahmurahbtn.co.id untuk rumah lelang/second, sementara di aspek renting atau sewa baru baru ini Bank BTN meluncurkan KPR Rent to Own (KPR RTO) yang memberikan kesempatan penyewa rumah untuk membeli rumah yang mereka sewa lewat skem KPR RTO.

Baca Juga:   BTN Syariah Dukung Pembiayaan Rumah Bagi Warga Muhammadiyah

Sebagai wujud perluasan dalam Digital Mortgage Ecosystem, untuk aspek living, Bank BTN fokus mengembangkan beragam fitur di tiga aplikasi andalannya yaitu BTN Properti, BTN Properti for Developer dan BTN Smart Residence. Pada aplikasi BTN Properti, BTN menghadirkan layanan Profesional Listing dimana nasabah dapat mengakses layanan perbaikan, perawatan, serta renovasi hunian dari berbagai penawaran jasa yang ada.

Sementara pada aplikasi SMART Residence, terdapat fitur Home Service dimana nasabah dapat melakukan pemesanan jasa kebersihan hingga perbaikan elektronik. Sebagai informasi, Smart Residence adalah aplikasi untuk mempermudah hubungan antara penghuni dan pengelola dalam proses pembayaran tagihan, iuran, pertukaran informasi sampai dengan keluhan atau pengaduan.

Tetap Optimis

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, sektor properti dalam negeri diyakini masih tumbuh positif di tahun 2023, dan didorong oleh permintaan yang tinggi dari masyarakat.

Optimisme ini didasari atas fakta masih tingginya backlog perumahan di Indonesia yang mencapai 12,7 juta unit berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2021. Backlog adalah kondisi kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat.

RUMAH IMPIAN – Bank BTN telah mengucurkan pembiayaan hampir mencapai Rp400 triliun dan mewujudkan rumah impian yang dimanfaatkan lebih dari 5.000.000 keluarga di Indonesia. FOTO : JAMES P PARDEDE

“Kami meyakini permintaan perumahan, terutama untuk rumah subsidi akan masih tinggi pada tahun 2023. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah yang terus meningkatkan alokasi anggaran subsidi untuk sektor perumahan,” kata Haru Koesmahargyo dalam acara Media Gathering di Bandung.

Pada tahun 2022, Pemerintah melalui Kementerian PUPR telah mengalokasi dana subsidi perumahan dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) senilai Rp23 triliun untuk pembiayaan 200.000 unit rumah subsidi. Hal ini masih ditambah dengan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) senilai Rp888,46 miliar untuk 22.586 unit rumah. Pada tahun 2023 total target penyaluran bantuan subsidi perumahan sebanyak 274.924 unit senilai Rp34,17 triliun yang bersumber dari APBN sebesar Rp29,53 triliun dan dana masyarakat Rp4,64 triliun. Sedangkan untuk KPR FLPP pemerintah menaikkan dana subsidinya menjadi sebanyak 220.000 unit.

Untuk Sumatera Utara sendiri, Pimpinan Cabang BTN Medan, Charly Tambunan saat ditemui di kantornya akhir Januari lalu menyampaikan bahwa perumahan yang diprogramkan Presiden Jokowi, ditahun 2022 untuk Sumatera Utara ada beberapa outlet yang memproses KPR BTN, yaitu Kantor Cabang Medan, Kantor Cabang Syariah Medan, dan yang ketiga Kantor Cabang Pematang Siantar.

“Jadi kalau dari kami (BTN Cabang Medan) lebih kurang 4100 unit, yang dari Syariah lebih kurang 1500 unit dan dari Cabang Siantar lebih kurang 1500 unit, total lebih kurang 7100 unit lah untuk rumah subsidi. Lebih kurang menguasai 50 sampai 60 persen pangsa pasar KPR subsidi di Sumut,” kata Charly Tambunan.

Lebih lanjut Charly Tambunan menyampaikan, target 2023 untuk KC Medan saja diperkirakan mencapai 10 persen dari target 2022, yaitu sekitar 4400 unit.

Untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat berpenghasilan tanggung, terutama untuk klasifikasinya wiraswasta, dan ada juga yang berpenghasilan tidak tetap seperti pedagang pasar, ojek online serta usaha lainnya tetap memiliki peluang untuk memiliki rumah sendiri.

“Ungkapan karena rakyat memang sangat membutuhkan rumah, maka kita langsung menerjemahkannya. Masyarakat berpenghasilan rendah bisa dapat subsidi, bagaimana dengan yang penghasilannya tidak tetap. Sepanjang memenuhi persyaratan dan memiliki komitmen yang tinggi dalam membayar cicilannya, kenapa tidak kita pertimbangkan?” tandas Tambunan.

Atas prestasinya, beberapa waktu lalu, BTN Medan dapat penghargaan peringkat II yang berhasil menyalurkan KPR kepada yang non fix income yaitu pemberian Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). BP2BT ini kalau tahun lalu, semua yang berpenghasilan tidak tetap, wiraswasta masuk ke jalur KPR BP2BT.

Baca Juga:   Ditemukan Ekstasi Saat Penangkapan 5 Anggota DPRD Labura yang Dirazia di Karaoke

“Untuk sebaran rumah yang didanai KPR BTN, baik subsidi maupun non subsidi ada di Kabupaten Deli Serdang, dimana 60 persen sampai 70 persen proyek perumahannya ada di daerah ini,” paparnya.

Harapan ke depan, tambahnya, adanya jaminan dari pemerintah dengan pemberian kuota rumah bersubsidi bekerjasama dengan PUPR agar kuotanya tidak terlalu dibatasi lah.

Kemudian, kata Charly Tambunan sistem kita sendiri sudah memudahkan nasabah dalam melakukan pengajuan secara online btn.properti.co.id. Jadi, masyarakat diberikan kebebasan untuk melakukan pengajuan dokumen dan memilih rumah yang akan dibeli secara KPR BTN subsidi atau non subsidi.

“Kita sendiri sudah memiliki metode Workload Analysis (WLA) 5-1-5. Artinya, satu hari proses lengkap dan wawancara kemudian diinput di sistem pendataan kita, kemudian 5 hari proses analisa sampai pada akad kredit, terus satu hari pencairan. Sekarang, rata-rata metode 1-5-1 kami itu semakin lama semakin meningkat dan sudah diatas 80 persen, kita tetap komit dengan WLA ini,” tegasnya.

Kalau pun ada masyarakat yang masih menerapkan sistem manual, tambahnya kita tetap menerapkan metode 1-5-1 ini. Berkas lengkap dulu, kemudian di-upload di sistem, 5 hari proses analisa dan akad. Kalau pun harus ada survei ke lapangan mungkin bisa plus 1 hari atau dua hari dan 1 hari kemudian sudah pencairan.

“Untuk lebih memaksimalkan jalannya program rumah subsidi ini, BTN Medan selalu membangun hubungan baik dengan pengembang, terutama yang tergabung dalam organisasi Real Estate Indonesia (REI),” pungkasnya.

Dampak Positif Bagi Sektor Lain

Masih tingginya minat masyarakat untuk memiliki rumah sendiri harus dibarengi dengan kemudahan dan tersedianya unit rumah, baik subsidi maupun non subsidi. Pembangunan rumah yang didanai pemerintah maupun yang tidak didanai pemerintah, sudah pasti akan memberikan dampak ikutan yang multikompleks.

Tidak hanya hasil akhirnya, tapi proses pembangunannya juga memberi dampak positif bagi pengembang, pekerja dan bahan bangunan. Sektor perumahan ini juga dinilai menjadi industri yang paling besar menggunakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dalam membangun rumah. Khusus rumah subsidi TKDN yang digunakan bisa mencapai 90% hingga 100%.

Pengamat Ekonomi Benjamin Gunawan mengatakan, sektor perumahan subsidi sangat mendukung penggunaan produk dalam negeri seperti yang diminta oleh Presiden Jokowi. Untuk itu, pemerintah perlu menggenjot lagi produksi rumah subsidi agar bisa lebih besar lagi.

“TKDN sektor perumahan, untuk rumah menengah ke bawah (subsidi), TKDN berada dalam rentang 90% hingga 100%. Bahkan banyak yang 100% khususnya rumah subsidi. Kalaupun ada komponen dari luar biasanya baja ringan atau produk seng yang terkadang ditemukan merek dari luar,” ujar Benjamin.

Menurut dia, jika pemerintah mengalokasikan dana yang lebih besar lagi untuk mendukung pembangunan rumah subsidi maka industri dalam negeri khususnya yang terkait sektor perumahan akan bangkit. Apalagi sektor perumahan ini berdampak atau menciptakan efek berganda terhadap 174 industri turunannya.

“Seperti yang Pak Presiden katakan jika banyak yang menggunakan komponen dalam negeri maka uangnya akan berputar di Indonesia dan bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi. Tetapi kalau banyak yang menggunakan komponen impor maka uang akan lari keluar negeri,” tegasnya.

Untuk menjawab kebutuhan rakyat memiliki rumah, menurut Dirut Bank BTN, Haru Koesmahargyo pihaknya berkomitmen membantu pemerintah dalam menyalurkan bantuan perumahan baik untuk masyarakat berpenghasilan tetap dan tidak tetap sehingga lebih banyak masyarakat yang bisa memiliki rumah layak dan terjangkau.

“Kalau soal KPR pastinya masyarakat akan selalu ingat KPR BTN. Kami berharap KPR BTN bisa membantu lebih banyak masyarakat Indonesia untuk memiliki hunian yang layak dan terjangkau. Hal itu karena hidup gak cuma tentang hari ini,” katanya.