Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineSumut

Karyawan PT Fairco Bumi Lestari Asahan Demo Tuntut Pesangon Meski dalam Kondisi Banjir

×

Karyawan PT Fairco Bumi Lestari Asahan Demo Tuntut Pesangon Meski dalam Kondisi Banjir

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.com | Asahan  –  Ada yang menarik di tengah aksi perjuangan puluhan mantan karyawan pabrik pengolahan karet PT Fairco Bumi Lestari yang berada di Desa Mekar Sari Kecamatan Buntu Pane Kabupaten Asahan. Meski dalam kondisi banjir setinggi mata kaki orang dewasa, tak membuat surut niat mereka untuk menuntut hak pesangon yang tak dibayarkan perusahaan.

“Tuntutan kami ke perusahaan ini supaya segera membayarkan pesangon kami pak. Kami ada yang kerja 15 tahun bahkan ada 18 tahun di sini. Kami diberhentikan kerja kompensasinya cuma ditawari satu bulan gaji,”  kata Amran Sinanga, salah seorang perwakilan karyawan kepada wartawan, Jumat (18/6/2020).

Menurut Amran, perusahaan tak memiliki aturan bahkan menganggakangi perundang – undangan dalam  memberhentikan puluhan karyawannya itu selain tak membayarkan pesangon sesuai dengan masa lama bekerja. Perusahaan yang diketahui berdiri sejak tahun 2003 itu juga tidak pernah mengeluarkan selembar surat apapun terkait pemberhentian kepada karyawannya.

Baca Juga:   Selama Ramadan Masjid Agung Kisaran Sediakan 150 Porsi Takjil dan Makan Malam

“Gak ada selembar surat apapun baik untuk yang karyawan maupun outsourcing. Hanya dibilang bilang saja perusahaan tak beroperasi lagi,” kata Amran yang mengaku sejak bulan Februari lalu mereka sudah diberhentikan sepihak oleh perusahaan.

“Sampai kapan pun kami akan kejar ini perusahaan. Pabrik ini masih aktif, yang berhenti hanya operasinya saja. Izinnya masih ada, personalianya masih datang bekerja,” ucapnya.

Sebelumnya, aksi demonstrasi tersebut sudah terjadi beberapa kali dilakukan puluhan mantan karyawan tersebut. Dua minggu sebelumnya, mereka sempat menghadang sebuah truk kontainer yang ingin  keluar dari perusahaan. Diduga truk tersebut memuat aset dan sisa hasil produksi yang masih ada di dalam pabrik.

Baca Juga:   Kabar Baik Bagi Mahasiswa dari Labuhanbatu, Pemkab Segera Buka Penerimaan Beasiswa, Ini Caranya!

Sayangnya, tak satu pun manajemen perusahaan bersedia memberikan keterangan terkait persoalan itu termasuk ketika puluhan karyawan ini berdemo hingga membubarkan diri, pintu perusahaan tertutup rapat.  Humas perusahaan juga tak bisa dihubungi apalagi ditemui.