Scroll untuk baca artikel
EkonomiNasional

Kemendag Jamin Stok dan Kelancaran Distribusi Bapok Selama PPKM Darurat

×

Kemendag Jamin Stok dan Kelancaran Distribusi Bapok Selama PPKM Darurat

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com|MEDAN- Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjamin stok dan kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok (bapok) bagi masyarakat, terutama pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali selama 3 hingga 20 Juli 2021 mendatang.

Untuk itu, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfii mengimbau, kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir karena selain stok aman, harga bapok stabil dan terjangkau.

“Pemerintah menjamin stok dan stabilitas harga bapok selama kebijakan PPKM Darurat. Bapok merupakan kebutuhan mendasar masyarakat yang wajib dipenuhi kecukupannya. Saat ini, Kemendag bersama kementerian dan lembaga, pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta para pelaku usaha terus memantau dan memastikan bapok tetap tersedia dengan harga terjangkau oleh masyarakat,” tegas Mendag Lutfi pada siaran pers, Senin (5/7/2021).

Hasil pantauan Kemendag melalui koordinasi dengan BUMN dan pelaku usaha menunjukkan ketersediaan bapok masih aman dan mencukupi. Stok beras di Perum Bulog saat ini sekitar 1,39 juta ton. Jumlah ini masih dalam kisaran aman yaitu 1 juta─1,5 juta ton. Sementara stok beras di Pasar Induk Besar Cipinang (PIBC) sekitar 41 ribu ton. Jumlah tersebut di atas stok normal yaitu 30 ribu ton.

Lutfi memperingatkan, semua pihak terutama pelaku usaha agar tidak berspekulasi memanfaatkan situasi darurat ini dengan menaikkan harga dan mengambil untung sebesar-besarnya.

Baca Juga:   Sadis! Hasrat Tak Terpenuhi, Sopir dan Kenek Truk Bunuh Perempuan dan Menimbunnya dengan Pasir

“Kami bersama Polri akan menindak sangat tegas siapa pun yang mencoba berspekulasi menaikkan harga bapok. Mereka yang memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan pribadi akan berhadapan dengan hukum,” tandasnya.

Para pelaku usaha diminta ikut mendukung PPKM Darurat secara penuh, mengikuti jam buka dan tutup usaha sesuai aturan, melaksanakan protokol kesehatan secara ketat, serta memiliki empati yang tinggi untuk
saling menolong dan bergotong royong melewati masa pandemi ini.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Oke Nurwan menyatakan stok sejumlah barang kebutuhan pokok juga terpantau aman hingga 2-3 bulan kedepan dengan harga stabil. Stok gula sekitar 445 ribu ton, minyak goreng 629 ribu ton, dan kedelai 610 ribu ton.

“Stok bapok aman hingga 2 sampai 3 bulan ke depan. Kecukupan stok bapok juga terlihat dari tingkat stabilitas harga di masyarakat. Berdasarkan pantauan Kemendag dan pemerintah daerah seluruh Indonesia harga komoditas bapok terpantau stabil dibandingkan sebulan lalu. Pantauan dilakukan pada 216 pasar rakyat di 90 kabupaten/kota,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan, harga beras medium rata-rata nasional tercatat Rp10.500/kilogram, gula pasir (Rp13.000/kilogram), dan tepung terigu (Rp10.200/kilogram). Selain itu, beberapa komoditas bapok bahkan mengalami penurunan harga, seperti beras premium turun 0,81 persen menjadi Rp12.300/kilogram, minyak goreng curah turun 0,75 persen menjadi Rp13.200/liter, daging sapi turun 0,08 persen menjadi Rp126.000/kilogram, daging ayam ras turun 0,83 persen menjadi Rp35.700/kilogram, telur ayam ras turun 1,90 persen menjadi Rp25.800/kilogram, bawang merah turun 1,95 persen menjadi Rp31.300/kilogram, dan bawang putih turun 1,03 persen menjadi Rp28.700/kilogram.

Baca Juga:   Indonesia Komitmen Tingkatkan Nilai Tambah Sektor Pertambangan

“Kenaikan harga hanya terjadi pada komoditas cabe merah keriting yang naik 9,06 persen menjadi Rp33.700/kilogram dan cabe rawit merah yang naik 29,45 persen menjadi Rp67.700/kilogram. Kenaikan disinyalir disebabkan gangguan pasokan akibat cuaca ekstrem di beberapa sentra produksi dalam tiga minggu terakhir,” ungkap Oke.

Oke melanjutkan, kondisi harga stabil juga ditunjukkan dengan tingkat inflasi nasional yang mengalami deflasi pada Juni sebesar 0,16 persen (MoM). Komoditas bapok yang turut menyumbang deflasi yaitu cabe merah (0,09 persen), cabe rawit (0,04 persen), bawang merah (0,02 persen), daging ayam ras dan daging sapi masing-masing 0,01 persen. Sedangkan komoditas bapok yang menyumbang inflasi yaitu minyak goreng (0,01 persen) dan telur ayam ras (0,02 persen).

“Saat ini ketersediaan bapok cukup tersedia, baik yang ada di gudang-gudang produsen, importir, distributor, ritel modern, maupun BUMN. Dalam menghadapi masa PPKM Darurat ini, Kemendag mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir karena harga bapok saat ini stabil terkendali dan terjangkau,” ujar Oke.

Baca Juga:   Mendagri Minta Kepala Daerah Larang Kegiatan Open House Lebaran

Oke menambahkan, kecukupan stok selama masa PPKM Darurat perlu didukung kelancaran pasokan ke masyarakat. Kemendag selalu memprioritaskan kelancaran pasokan, baik dari sisi distribusi maupun pengawasan aksi spekulasi. Bersama pemerintah daerah, Kemendag memastikan operasional ritel modern dan pasar rakyat yang menjual bapok tetap berjalan untuk melayani masyarakat, meskipun secara terbatas dengan tetap mematuhi prosedur kesehatan dalam kegiatan operasionalnya.

Kemendag juga mengawal pergerakan angkutan barang, khususnya bapok tetap berjalan tanpa hambatan dengan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Polri, baik di dalam wilayah yang menerapkan PPKM Darurat maupun akses ke wilayah lainnya. Hal ini mengingat wilayah Jawa merupakan penyangga utama pasokan bapok secara nasional.

Kemendag juga terus mengomunikasikan kecukupan stok dan kesiapan pemerintah dalam mengamankan kelancaran bapok ke masyarakat untuk menjaga psikologis masyarakat tetap kondusif dalam masa penerapan PPKM Darurat.

Beberapa langkah telah diupayakan antara lain dengan memastikan akses masyarakat dalam membeli bapok di pasar rakyat dan ritel modern tetap terjamin meskipun secara terbatas sesuai dengan prosedur kesehatan yang telah ditentukan.

“Diharapkan peran masyarakat dalam menjaga situasi tetap kondusif agar kita dapat menjalankan kebijakan PPKM Darurat secara optimal,” pungkas Oke. (MS11)