Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Kemendag Pacu Ekspor Produk Kopi, Teh, dan Kakao

×

Kemendag Pacu Ekspor Produk Kopi, Teh, dan Kakao

Sebarkan artikel ini
Foto : Ilustrasi/int

mediasumutku.com| MEDAN-Pasca Brexit, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan RI akan memacu ekspor produk tiga komoditas yakni, kopi, teh dan kakao Indonesia ke Inggris.

Sebagai salah satu upaya peningkatan ekspor produk ketiga komoditas tersebut Kementerian Perdagangan menyelenggarakan pertemuan bisnis virtual dengan tema ‘Post Brexit “Strategi Peningkatan Ekspor Produk Kopi, Teh dan Kakao ke Inggris”.

Melalui pertemuan bisnis ini, diharapkan dapat semakin membuka peluang para pelaku usaha Indonesia untuk mengeskpor produk-produk tersebut ke Inggris. Turut hadir dalam acara ini, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan dan Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris merangkap Irlandia, International Maritime Organization (IMO) Desra Percaya. Acara ini diikuti sekitar 300 peserta yang merupakan para pelaku usaha, asosiasi, dan dinas terkait.

Baca Juga:   Siapkan TKI Terampil, Kadin Sumut Khairul Mahalli Jalin Kerjasama Pelatihan Dengan Jepang

“Di tengah kondisi pasca-Brexit dan pandemi Covid-19 ini, para pelaku usaha produk kopi, teh, dan kakao Indonesia diharapkan mampu memanfaatkan peluang ekspor ke Inggris. Mengingat ketiga jenis produk ini tren konsumsinya tetap menunjukkan peningkatan di masa pandemi,” ujar Kasan, MInggu (21/2/2021).

Di samping peluang yang ada, menurut Kasan, saat ini juga terdapat beberapa tantangan yang dihadapi para pelaku usaha kopi, teh dan kakao Indonesia dalam mengekspor produknya.

“Selain hambatan tarif, beberapa hambatan nontarif yang juga perlu diperhatikan diantaranya isu berkelanjutan (sustainability), lingkungan, serta story telling atau filosofi dari produk yang dipasarkan,” terang Kasan.

Sedangkan, untuk produk kopi, adanya permintaan sertifikasi perdagangan yang adil (fair trade), berkelanjutan, sistem ketelusuran (traceability), dan organik kerap menjadi hambatan. Untuk teh, hambatannya adalah kandungan kadar antraquinone daun teh melampaui ambang batas 0,02 mg perkilogram. Lalu, hambatan untuk kakao Indonesia adalah kandungan kadar C admium masih melampaui ambang batas 0,5 ppm.

Baca Juga:   Pemprov Sumut dan Kedubes Belanda Jajaki Ekspor Produk Unggulan ke Eropa

“Tantangan secara umum untuk ketiga produk tersebut diantaranya belum maksimalnya inovasi serta ketatnya persyaratan keamanan pangan (food safety), kontaminan makanan (food contaminants), serta pelabelan dan pengemasan (labeling and packaging),” terang Kasan.

Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris Desra Percaya menyambut baik penyelenggaraan kegiatan kali ini.

“Ini merupakan bentuk kolaboratif, adaptif, kreatif dan positif di tengah tantangan perubahan zaman di masa pandemi,” ungkap Desra.

Menurutnya, Brexit menjadi salah satu tantangan selain pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai.

“Tantangan ini harus dipandang sebagai peluang dan setiap transisi serta perubahan harus dikawal secara dekat, dikelola, dan dimanfaatkan bagi kepentingan nasional,” imbuh Desra.(MS11)