Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Kenaikan Harga Komoditas Pangan Picu Kenaikan NTP Petani

×

Kenaikan Harga Komoditas Pangan Picu Kenaikan NTP Petani

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com| MEDAN- Harga komoditas pangan yang dalam dua bulan terakhir semuanya dalam tren naik dan menekan daya beli masyarakat di semua level. Kenaikan harga komoditas pangan tersebut memicu kenaikan nilai tukar petani (NTP).

Ketua Pemantau Pangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, realisasi laju tekanan inflasi di Sumatera Utara selama bulan kemarin juga menjadi salah satu indikator nilai tukar petani (NTP) mengalami kenaikan atau pemulihan.

“Inflasi di Sumut yang naik 0.47% ini kan banyak disumbang oleh komoditas pangan dari petani kita. Belum lagi kenaikan harga CPO dari kisaran 2700 ringgit per ton menjadi 3.400-an per ton juga turut mendorong pemulihan daya beli petani kita, khususnya untuk sub sektor perkebunan,” katanya, Sabtu (29/11/2020).

Baca Juga:   Hari Ini, Rupiah dan IHSG Alami Penurunan

Belakangan ini katanya, harga cabai merah dan cabai rawit, bawang merah, sayur-sayuran, daging ayam dan beberapa komoditas lain mengalami kenaikan.

“Jadi petani kita khususnya untuk sub sektor hortikultura dan sub sektor peternakan mengalami kenaikan pendapatan sehingga NTP nya juga membaik,” sebutnya.

Besaran NTP di angka 112,01 ini menunjukan bahwa adanya pemulihan daya beli masyarakat petani kita. Mengacu tahun dasar NTP adalah 2018. Maka bisa disimpulkan bahwa NTP petani di Sumut lebih baik dibandingkan dengan tahun 2018 silam.

“Ditengah pandemic, NTP yang mengalami pemulihan menunjukan bahwa sektor pertanian sangat kokoh dalam merespon tekanan ekonomi selama pandemic yang bermuara pada resesi sejauh ini,”katanya.

Baca Juga:   Musa Rajekshah Apresiasi PT Pamin Tetap Bertahan di Tengah Pandemi

Akan tetapi lanjutnya, jangan berpuas dulu. NTP yang sebsar 112,01 tersebut juga diikuti dengan laju kenaikan inflasi pedesaan sebesar 0.55% di bulan oktober. Dimana, indeks nilai tukar usaha rumah tangga petani di bulan oktober juga mengalami kenaikan sebesat 112,50.

“Artinya inflasi yang tercipta diatas realisasi laju pemulihan daya beli. Yang bisa disimpulkan, petani belum bisa menyisihkan sebagian penghasilannya untuk saving atau menabung,”katanya. (MS11/foto:ilustrasi:int)