Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Sumut

Kisah Bocah 9 Tahun di Asahan Sendirian Dampingi Ibunya di Rumah Sakit

×

Kisah Bocah 9 Tahun di Asahan Sendirian Dampingi Ibunya di Rumah Sakit

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | ASAHAN –Kasih sayang tulus sebagai anak ditunjukkan oleh Yulia Rahmatin, alias Fatin, seorang bocah perempuan berusia 9 tahun yang berjuang sendirian mengantarkan ibunya ke rumah sakit.

Perjuangan gadis kecil yang masih duduk di kelas III Sekolah Dasar (SD) itu mengantarkan Ibunya seorang diri dengan menumpangi beca motor, menempuh jarak puluhan kilo meter dari rumah kontrakan sederhana mereka di Gang Masjid, Desa Sipaku Area, Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran.

Kisah heroik Fatin ternyata tak sengaja diketahui oleh Wahyu Adi, seorang PNS yang bekerja di RSUD HAMS Kisaran sebagai Radiografer Foto Rontgen. Ia kemudian mengkisahkan perjuangan Fatin dalam tulisan postingan di sosial media.

“Ceritanya, malam itu sekitar jam 11 saya ditelpon sama orang IGD rumah sakit katanya ada pasien mau foto (rontgent). Saat itu juga saya langsung ke rumah sakit menunggu di ruangan. Satu jam di tunggu pasien gak datang juga. Lalu saya telpon orang IGD, ‘mana pasiennya jadi datang gak’. Habis itu orang IGD bilang jadi bang, bentar lagi ini ada masalah sikit,” terang Wahyu Adi saat berbincang dengan wartawan, Minggu (7/2/2021).

Baca Juga:   Walikota Padangsidimpuan Tandatangani MoU Dengan Ditjen Perbendaharaan

Jelang dini hari tengah malam seorang bocah perempuan datang membawa tas ransel kecil, bantal dan botol minuman. Ia bersama wanita paruh baya berusia 47 tahun yang dipapah di atas kursi roda masuk ke ruangannya ditemani pegawai staff IGD. Pasien yang akan ditanganinya itu, bernama Juliana br Napitupulu.

“Loh ini kenapa anak-anak bisa disini,” tanya Wahyu heran kepada staff IGD yang mengantarkan pasien mengulang kembali momen pertemuaannya dengan ibu dan anak itu. Setahu Wahyu, sejak pandemi aturan rumah sakit  RSUD HAMS memperketat aturan anak-anak tidak diperbolehkan masuk ke dalam area rumah sakit kecuali ia menjadi pasien.

“Ini lah masalahnya bang. Ibu ini gak punya keluarga lain yang bisa kemari selain anaknya ini. Anaknya ini lah yang mengantarkan mamaknya naik becak. Cuma bedua orang ini. BPJS-nya pun mati,” kisah Wahyu lagi mengulang penjelasan yang disampaikan staff IGD kepadanya saat itu.

Kemudian, Wahyu ingat kepada anak perempuannya di rumah yang seusia Fatin. Kondisi Juliana yang masih kesakitan membuat Wahyu tak sampai hati menanyai ibu paruh baya itu. Hingga akhirnya ia menggali cerita dari sang anak yang masih dilihatnya kerepotan menenteng barang bawaan perlengkapan ibunya.

Baca Juga:   Pemerintah Kota Padang Sidempuan Ikut Bantu Warga Membersihkan Lingkungan Akibat Banjir

“Bayangkan tengah malam, anak perempuan 9 tahun memanggil beca untuk ngantar mamaknya sendirian ke rumah sakit. Sementara kalau dari sana berangkat ke sini itu makan waktu sekitar satu jam. Tanpa uang, tanpa perlengkapan apa apa, anak ini cuma bawa beberapa baju sama bantal kecil,” kenang Wahyu.

Juliana, menderita pembengkakan pada jantung. Ia masuk dan dirawat terhitung sejak Senin (1/2/2021). Belakangan diketahui sudah tiga bulan lalu ia bercerai dari sang suami. Kondisi Juliana yang sakit-sakitan membuat dia tak mampu bekerja. Sementara kebutuhan hidup harian, ia mengandalkan kiriman uang bulanan dari anak  lelakinya yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di Belawan.

Kisah Fatin yang merawat ibunya seorang diri itu kemudian tersebar ke sebagian besar pegawai dan staff rumah sakit. Wahyu kemudian meminta bantuan isterinya bernama Heny yang kebetulan sebagai kepala ruangan di RSUD HAMS.

“Jadi malam itu juga langsung saya berikan karpet untuk alas dia tidur di ruangan nanti. Kemudian dipesankan ke isteri supaya memperhatikan anak ini, supaya dia tak seteres melihat mamaknya di rawat karena dia sendirian,” kata Wahyu.

Baca Juga:   Bupati dan Wabup Hadiri Pengukuhan Lembaga Adat Dalihan Natolu

Cerita Fatin bocah perempuan 9 tahun yang menemani ibunya seorang diri di rumah sakit kemudian viral dari mulut ke mulut di kalangan perawat. Seketika, gadis periang itu banyak mendapatkan kiriman makanan hingga pakaian agar ia tetap semangat menjaga sang ibu.

Empat hari dirawat, akhirnya dokter mempersilahkan Fatin dan Ibunya bernama Juliana pulang pada Kamis (4/2) karena penyakitnya sudah berangsur baik meski sebenarnya sebelum pulang mereka sempat dipusingkan dengan urusan pembayaran karena kartu BPJS Kesehatan Juliana menunggak hingga akhirnya dibayarkan oleh anak Juliana yang bekerja di Belawan setelah berkirim uang.

Sepulang dari rumah sakit, Wahyu yang penasaran kemudian melacak rumah Fatin dan Ibunya di Kecamatan Simpang Empat bersama wartawan. Disana ia mengadvokasi perihal kesehatan Juliana agar rutin melakukan kontrol kesehatan. Tak sampai disitu, buntut postingan Wahyu di sosial media kemarin, seorang pengusaha asal Kisaran menghubunginya dan melunasi cicilan BPJS Kesehatan Juliana. (MS10)