Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Kolaborasi, Kunci Sukses Literasi Keamanan Digital ala GoTo Financial

×

Kolaborasi, Kunci Sukses Literasi Keamanan Digital ala GoTo Financial

Sebarkan artikel ini

MEDAN- Adopsi fintech dan layanan keuangan digital bagi pelaku Usaha Menengah Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia terus meningkat di masa pandemi. Proporsi UMKM Indonesia mencapai 99,9 persen dari total jumlah populasi usaha, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM di September 2021.

Seiring pergeseran proses UMKM ke ranah digital, peran sektor fintek dalam memperkuat literasi keamanan digital dalam operasional usaha bagi pelaku UMKM semakin dibutuhkan.

Anita Sukarman, Senior VP Public Policy and Government Relations GoTo Financial mengatakan, sebagai pelaku di industri fintek, GoTo Financial percaya bahwa teknologi dapat bermanfaat bagi semua pihak, termasuk pengguna dan mitra UMKM.

“GoTo Financial terus berkomitmen mengupayakan peningkatan literasi digital guna membentuk masyarakat dan kelompok konsumen yang cerdas dalam memanfaatkan teknologi digital,” katanya, Senin (6/12/2021).

Baca Juga:   Universitas Pertamina Genjot Inovasi Bidang EBT

Komitmen GoPay sebagai bagian GoTo Financial diantaranya lewat inisiatif Aman Bersama GoPay, yakni, upaya untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengguna ketika menggunakan GoPay. Aman Bersama GoPay berfokus pada pengembangan tiga pilar keamanan digital yaitu edukasi, teknologi dan proteksi.

Plt. Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Teguh Arifiyadi memaparkan, sejak pandemi, kasus penipuan berbasis rekayasa sosial semakin meningkat, menarget UMKM sebagai salah satu korbannya.

“Penipuan jenis ini mendominasi hampir 95 persen dari total laporan. Sejak Maret 2020 hingga saat ini, total laporan yang masuk ke kami lebih dari 250 ribu, meningkat drastis dari 8 ribu laporan di tahun 2017,” ujarnya.

Baca Juga:   Analis: Sentimen Kabinet Baru Bangkitkan Rupiah

Teguh menjelaskan, terdapat tiga metode rekayasa sosial yang paling sering terjadi di 2021, yaitu phishing (membagikan link palsu berbahaya), baiting (memancing korban dengan iming-iming manfaat atau hadiah), dan pre-texting (mengelabui korban untuk mendapatkan data pribadi).(MS11)