Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Konflik Geopolitik Sorong Rupiah Melemah

×

Konflik Geopolitik Sorong Rupiah Melemah

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | JAKARTA – Semakin tingginya tensi geopolitik di Timur Tengah pasca Amerika Serikat menyerang Iran, jadi alasan investor menghindari aset berisiko yang membuat rupiah melemah hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, Rp 13.944 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,10% dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 13.930 per dolar AS.

Sementara itu, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) ada di Rp 13.981 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,45% dibanding akhir pekan lalu.

Analis Monex Investindo Ahmad Yudiawan dan Ekonom Bank Permata Josua Pardede kompak menyebut pelemahan rupiah hari ini masih dipicu oleh memanasnya kondisi geopolitik setelah AS menyerang Iran di Timur Tengah.

Baca Juga:   Harga Emas Roboh di Level Rp782 Ribu/Gram

“Pertama, aksi menghindari aset berisiko oleh pasar di tengah kondisi ketegangan di Timur Tengah antara Iran dan Amerika Serikat setelah AS membunuh salah satu jenderal karismatik Iran dan ini memicu ketegangan antara Iran dan As. Disamping itu melibatkan negara-negara Timur Tengah lainnya kemungkinan masih jadi salah satu sebab pergerakan rupiah melemah hari ini,” kata.

Selain itu Yudi juga menyebut pasar menantikan kepastian perjanjian dagang As-China yang dikabarkan akan ditandatangani pertengahan Januari ini. Aksi profit taking juga membayangi pergerakan rupiah setelah pekan lalu rupiah bergerak positif.

Josua mengatakan hari ini pergerakan rupiah masih akan dibebani oleh sentimen geopolitik memanasnya hubungan AS-Iran. Disamping itu data PMI Composite dan Service Amerika juga masih dinantikan oleh pasar.

Baca Juga:   Sentimen Domestik maupun Global Pengaruhi Rupiah

Dari dalam negeri, data cadangan devisa Indonesia yang akan rilis lusa, Rabu (8/1) diharapkan dapat menjadi sentimen yang mendorong penguatan rupiah.

Yudi menambahkan dari dalam negeri esok akan rilis data consumer confidence yang kemungkinan akan direspon oleh pasar.

“Kalau memang ini terus memanas dan saling mengancam untuk berbalas ketidakpastian masih relatif tinggi sehingga investor global akan pindah ke aset-aset yang cenderung aman seperti emas, euro, US treasury dan JPY dan akhirnya sebagian besar mata uang Asia juga akan melemah terhadap dolar,” kata Josua.

Josua memproyeksikan rupiah masih akan melanjutkan pelemahan di rentang Rp 13.900- Rp 14.000 per dolar AS. Sedangkan Yudi memproyeksikan rupiah masih akan melemah di rentang Rp 13.890 – Rp 14.120 per dolar AS.

Baca Juga:   Rupiah Menguat Lagi 0,39%