Scroll untuk baca artikel
[smartslider3 slider="7"]
KesehatanMedanPendidikan

Kurangi Dismenore pada WUS, Dosen IKH Medan Beri Edukasi Pemanfaatan Serai di Pengajian Aisyiyah

×

Kurangi Dismenore pada WUS, Dosen IKH Medan Beri Edukasi Pemanfaatan Serai di Pengajian Aisyiyah

Sebarkan artikel ini

MEDAN-Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat.dosen Institut Kesehatan helvetia (IKH) Medan memberikan edukasi tentang manfaat serai untuk mengurangi dismenore di Pengajian Asiyiyah Ranting B. Serbangan Barat Kecamatan  Air Joman Kabupaten Asahan.

Kegiatan Penyuluhan yang dilakukan merupakan salah satu bentuk dari Tri Dharma Perguruan tinggi Dosen yang bemanfaat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta dapat menambah pengetahuan dan pemberdayaan bagi masyarakat khususnya WUS berupa edukasi pemanfaatan serai sebagai upaya mengurangi dismenore saat menstruasi.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Bidan Hasanah Pratiwi Harahap, S.Tr.Keb, MKM dan sebagai anggota Bidan Winda Agustina, S.Tr.Keb, MKM dan Bd. Yuka Oktafirnanda, SST, MKM  serta beberapa mahasiswa dari Prodi S1 Kebidanan dan Prodi Profesi Bidan Institut Kesehatan Helvetia Medan. Kegiatan Pengabdian Masyarakat berupa penyuluhan kesehatan dengan tema “Tentang Pemanfaatan Serai Dalam Mengurangi Dismenore Pada WUS”

Hasanag Pratiwi selaku ketua tim menjelaskan, nyeri menstruasi disebabkan karena adanya proses pelepasan lapisan endometrium yang membuat kontraksi uterus secara intens hingga terjadi penegangan otot disekitarnya. Prevalensi dismenore primer bervariasi antara 45% dan 90% di seluruh dunia. Angka kejadian dismenore primer di Indonesia sebesar 54,89% dan angka kejadian dismenore sekunder sebesar 9,36%.

“Dismenore dapat diatasi sendiri oleh penderitanya dengan menggunakan metode farmakologis dan nonfarmakologis,” jelasnya.

Dijelaskannya, salah satu jenis terapi obat adalah pemberian obat pereda nyeri namun memiliki efek negatif seperti nyeri perut dan risiko kerusakan ginjal. Untuk dismenore primer dapat dilakukan pengobatan nonfarmakologi seperti kompres air hangat, olah raga teratur  dan asupan produk herbal berupa serai yang sudah diketahui khasiatnya dikalangan masyarakat Indonesia dan sering ditemukan sebagai pelengkap bumbu masakan.

Serai mengandung minyak atsiri yang komponen utamanya adalah citronellol dan geraniol sehingga memberikan aroma yang sangat menyengat. Minyak atsiri ini mengandung antioksidan yang terdapat pada senyawa citronellol dan geraniol, yang dapat menurunkan produksi prostaglandin, salah satu proses metabolisme yang menghasilkan prostaglandin.

“Karena mekanisme kerja antioksidan dalam biosintesis prostaglandin yang terlibat dalam timbulnya nyeri, antioksidan juga berperan dalam meredakan nyeri haid,” terangnya.

Peserta yang hadir merupakan wanita usia subur yang berjumlah 37 orang. Kegiatan dilaksanakan sejak pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB. Pembukaan dilakukan oleh Ketua pengajian Aisyah Ranting B. Serbangan yaitu Fitri Aisyah, S.Pd dan terdapat pengajian berupa pemberian ceramah oleh ustdzah yang kemudian dilanjut dengan kegiatan pengabdian masyarakat.

Para wanita usia subur mengikuti kegiatan ini sangat berantusias dalam mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang disampaikan terlihat dari banyaknya pertanyaan dan respon yang baik selama kegiatan berlangsung, banyaknya pertanyaan dari responden baik tentang penanganan dismenore maupun permasalahan yang terjadi selama peserta menstruasi. Pertanyaan ini dijawab dengan baik sehingga peserta merasa terpenuhi akan penyelesaian masalah yang terjadi.

Ketua pengajian Aisyah Ranting B. Serbangan, Fitri Aisyah, S.Pd menyambut baik kegiatan tersebut. Dia menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim pengabdian masyarakat yang telah bersedia datang untuk memberikan edukasi kepada  seluruh ibu pengajian. Dia berharap, kegiatan seperti ini dapat rutin dilakukan kedepannya dengan materi edukasi/penyuluhan yang lain.(***)