mediasumutku.com | JAKARTA – Wakil Ketua Komisi VI Martin Manurung menyampaikan keluhan masyarakat terkait harga komoditas di Sumatera Utara kepada Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, saat memimpin Rapat Kerja (Raker) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2019).
Keluhan masyarakat terkait harga komoditas yang dimaksud seperti Sawit, Karet, dan Kemenyan terjadi ketika biaya produksi jauh lebih besar dari harga jual. Hal inilah yang kemudian menjadi perhatian Anggota DPR RI asal dapil Sumut 2 ini.
Dalam rapat pembahasan retifikasi perjanjian dagang dengan Australia, Negara-negara EFTA dan perjanjian perdagangan elektronik (e-commerce) ASEAN, politisi Partai NasDem ini menjelaskan bahwa komoditi Indonesia tidak terserap di perdagangan internasional karena banyaknya hambatan non tarif ke pasar internasional.
Akibatnya pelaku komoditi di daerah Sumatera Utara, khususnya di kawasan Danau Toba, banyak mengalami kehancuran bahkan harus gulung tikar. Hal tersebut pun diakui Martin Manurung menjadi kenyataan yang sering ditemui setiap datang ke Daerah Pemilihan (Dapil).
“Tadi sudah disinggung soal sawit, bahkan sampai komoditi-komoditi kemenyan di Dapil saya itu (Sumut 2) tidak bisa terjual, Pak. Membusuk dan bahkan ketika akan dipanen, itu biaya pengambilan lebih tinggi dari penjualan. Akhirnya dibiarkan membusuk,” ungkapnya.
Masih kata Martin, Lesunya sektor komoditas ini harus mendapatkan perhatian serius pemerintah ketika membuat perjanjian-perjanjian dagang. Sehingga Komoditas-komoditas Indonesia yang berada di daerah dapat kembali bergeliat, bahkan jika mungkin kembali menjadi usaha-usaha pendongkrak perekonomian negara.(MS8/ril)