Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineHukrim

Meneropong Kehidupan Sang Pelaku Penikaman Wiranto

×

Meneropong Kehidupan Sang Pelaku Penikaman Wiranto

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | MEDAN – Melihat lebih jauh latarbelakang sang pelaku penikaman Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto, Syahrial Alamsyah (51) diketahui pernah ‘dekat’ dengan narkotika dan menjadi penceramah di musholah samping rumahnya.

Alam, panggilan akrab Syahrial, juga menyelesaikan kuliahnya di fakultas hukum di sebuah universitas ternama di Sumatera Utara. Bahkan Alam juga pernah pergi ke Malaysia sekitar 5 bulan pada tahun 1999.

“Sepulangnya dia itu, saya bilang oh udah Islam dia. Bercanda aja. Maksudnya dia sudah pake peci. Ke musala, ngisi pengajian, ceramah, tapi kurang disukai sama warga. Akhirnya dia tarik diri,” kata Alex (39) teman dekat Alam.

Alam sempat bekerja serabutan. Mulai dari depot air, membuka rental PlayStation, dan lainnya, namun gagal. Dari situ kerjaan apapun dilakukannya. Alam kemudian berkenalan dengan Yuni hingga akhirnya menikah ‘tembak’ di Hamparan Perak, Deli Serdang, pada awal tahun 2000-an.

Baca Juga:   Kajari Dairi Terima Audiensi Komisioner KPU Dairi dan KPU Pakpak Bharat Bahas Persiapan Pemilu 2024

Dengan Yuni, dikaruniai dua anak perempuan. Namun saat anak keduanya baru berusia 10 hari, Yuni diambil paksa oleh orang tuanya. Orang tua Yuni melaporkan Alam ke polisi dengan tuduhan telah mengambil anak orang sehingga ditahan selama tiga bulan di penjara.

“Orang tua Yuni tak setuju dengan hubungan mereka. Keluarga Yuni berontak. Diambil lah Yuni sama orang tuanya, dikasuskan dia sama orang tuanya. Melarikan orang. Beberapa bulan di dalam,” ucap Alex.

Di tahun 2013, Syahrial pernah bercerita tentang sesuatu yang disebutnya sebagai ‘saudara-saudara’ di Suriah dan berkeinginkan untuk ikut berjihad. Menurutnya, Syahrial juga pernah mengatakan adanya sebuah proyek di Sulawesi Selatan, namun batal.

Baca Juga:   REI Salurkan APD Dan Sembako Ke Polres Sergai

“Kalau itu jadi, nanti akan digunakannya untuk pergi ke Suriah. Kalau saya, jihad itu ya untuk keluarga,” terangnya.

Alex mengatakan, saat itu Syahrial juga menyebut dirinya tidak menyukai Pancasila. Kepada Alex, Alam juga pernah menyebut pemimpin-pemimpin kafir. Di situ dia tidak sepakat dan mengaku NKRI harga mati.

“Dia nunjukin seperti bendera, panji hitam itu. Menolak Pancasila, tapi saya berbeda pendapat. Saya tetap NKRI harga mati,” ujar Alex.

Di tahun 2015, Alam ketemu dengan istrinya yang bercadar. Alam bersama dua orang anak perempuannya, dan juga istri serta dua anak laki-lakinya tinggal sekitar dua bulan di Jalan Alfakah VI.

“Sampai akhirnya dia meninggalkan rumah itu. Tak tahu kemana. Sampai akhirnya sekarang. Tak tahu aku sampe segini. Berarti tekat dia sudah bulat. Gemblung,” ungkapnya.

Baca Juga:   Pemprov Sumut Terus Berupaya Tingkatkan Fasilitas Pendidikan Sumut

Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Ikhwan Lubis mengatakan, Syahrial tidak memiliki catatan kriminal di wilayah hukumnya.

“Belum ada, karena pelaku sudah lama merantau dan tidak tinggal di Medan lagi sejak 2016,” terangnya.

Syahrial menusuk Wiranto saat berkunjung ke Alun-Alun Menes, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten.[analisa]