The Kitchen of Asia menjadi salah satu program prioritas dari Pemko Medan. Sebab, Walikota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution, ingin kawasan bersejarah ini menjadi pusat budaya dan sentra kreatif.
Kehadiran Sandiaga Salahuddin Uno di Kota Medan disambut langsung oleh Walikota Medan didampingi sejumlah pimpinan OPD di lingkungan Pemko Medan di salah satu Masjid bersejarah di Kota Medan yaitu Masjid Lama Gg. Bengkok yang berada dijalan Masjid, Kesawan Medan.
Setelah melaksanakan sholat magrib, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama dengan Walikota Medan kemudian berjalan kaki menuju ke gedung Werenhuis dan melihat langsung kondisi dalam gedung yang merupakan bangunan cagar budaya yang terletak di jalan A. Yani VII. Setelah itu rombongan menuju ke Tjong A Fie Mansion untuk melihat langsung sejarah peninggalan dari Tjong A Fie, salah satu tokoh terkenal di Kota Medan pada masa lampau.
Usai berkeliling dan melihat peninggalan Tjong A Fie, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, magnet dari Kota Medan adalah pengalaman kuliner ditambah cerita sejarahnya. Artinya, cerita ini yang nantinya dapat menambah daya tarik pariwisata berbasis kuliner di Kota Medan dan membuka peluang usaha serta lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat kota Medan.
“Saya mendukung terwujudnya The Kitchen of Asia guna membantu pertumbuhan ekonomi di kota Medan, namun jangan lupa untuk tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Sandiaga Salahuddin Uno.
Disamping itu, Sandiaga juga ingin agar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat ikut terlibat didalam program The Kitchen of Asia ini baik dari segi adaptasi teknologi dan keberagaman produk- produk ekonomi kreatif.
“Sebab dengan keterlibatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diharapkan UMKM yang terlibat didalamnya pendapatannya dapat meningkat 70 hingga 80 persen,”ujarnya.
Sementara itu, Walikota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution mengatakan, salah satu spirit The Kitchen of Asia diambil dari semangat Tjong A Fie yang telah membangun kerukunan antar etnis budaya di Kota Medan bahkan kerukunan etnis yang telah dibangun sejak lama tersebut masih tetap dapat dirasakan hingga saat ini.
“The kitchen of Asia berarti ialah dapur yang saat ini tidak lagi tertutup tetapi menjadi sebuah entertaiment, inilah yang diharapkan kedepanya masing-masing etnis dapat menceritakan kuliner kekhasanya masing-masing,” ujarnya. (MS7)