Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlinePerkebunan & PertanianSumut

Pakar Karet: Belum Ada Klon yang Tahan terhadap Serangan Pestalotiopsis

×

Pakar Karet: Belum Ada Klon yang Tahan terhadap Serangan Pestalotiopsis

Sebarkan artikel ini

“Kami juga memperoleh informasi valid kalau perkebunan karet di negara Sri Lanka dan India juga diserang pestalotiopsis”

Sergai, Mediasumutku.com – Pakar karet Ir Priyo Adi Nugroho MSi dari Balai Penelitian Karet Sei Putih, Kabupaten Deliserang, menilai sampai saat ini tidak ada klon atau bibit karet yang mampu tahan terhadap serangan hama gugur daun atau yang dikenal dengan nama Latin pestalotiopsis sp. 

Hal itu diungkapkan Priyo saat menjadi pembicara dalam acara bimbingan teknis (bimtek) yang digelar oleh Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (GAPKINDO) di aula PT Paya Pinang, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Rabu (4/9/2019)

Bimtek bertajuk “Mencegah dan Mengatasi Gugur Daun Akubat Infeksi Pestalotiopsis” itu dihadiri oleh seratusan peserta dari berbagai perkebunan karet.

Baca Juga:   3,4 Juta Penduduk Sumut Belum Jadi Peserta BPJS Kesehatan

Sejumlah tokoh berkompeten lainnya juga tampil sebagai pembicara dalam bimtek tersebut seperti agronomis atau ahli tanaman perkebunan Ir H Bambang Eko, Sekretaris GAPKINDO Cabang Sumatera Utara Dr Ir Edy Irwansyah MSi, serta dimoderatori oleh Ir H K Sumarto MBA selaku pengurus pusat GAPKINDO.

Suasana bimbingan teknis (Bimtek) yang digelar oleh Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (GAPKINDO) di aula PT Paya Pinang, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Rabu (4/9/2019)

Bimtek itu digelar karena didasari oleh rasa khawatir meluasnya penyakit infeksi pestalotiopsis atau penyakit gugur daun.  

Kata Priyo,  klon karet yang terserang yakni RRIM 2001, RRIM 2025, RRIM 2023, PB 260, dan PB 350. Klon-klon itu, kata Priyo, umumnya diserang pestalotiopsis saat tanaman karet berusia 10 sampai 15 tahun.

Ia menegaskan, pestalotiopsis sudah menjadi ancaman nyata bagi perkebunan karet di Indonesia.

Baca Juga:   Pencemaran Nama Baik, Dua Akun Media Sosial Dilaporkan ke Polres Sergai

“Tahun 1975, peatalotiopsis dikabarkan menyerang kebun pembibitan karet di Malaysia. Jauh setelah itu, yakni bulan November 2017, kebun karet milik petani karet di Labis, Kulai, dan Kluang Johor, di Malaysia, mulai terserang pestalotiopsis,” ujar Priyo.

Pihaknya kemudian mendapati fakta kalau pestalotiopsis menyerang perkebunan karet di Indonesia, terutama di Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi sentra terbesar perkebunan karet skala nasional.

“Kami juga memperoleh informasi valid kalau perkebunan karet di negara Sri Lanka dan India juga diserang pestalotiopsis,” ujarnya.

Ia lalu merinci, perkebunan karet di Sumut diserang pestalotiopsis tahun 2016. Tahun 2017, pestalotiopsis serang perkebunan karet di Sumatera Selatan, dan kemudian terus menyebar hingga ke perkebunan karet ynag ada di berbagai provinsi di pulau Kalimantan.(MS2/MS2)

Baca Juga:   Wagub Musa Rajekshah Apresiasi Al Fatih United