Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Berita SumutEkonomiHeadlineSumut

Pandemi Bukan Halangan Untuk Wujudkan Mimpi Punya Rumah Sendiri

×

Pandemi Bukan Halangan Untuk Wujudkan Mimpi Punya Rumah Sendiri

Sebarkan artikel ini

Setiap orang pasti punya mimpi memiliki rumah sendiri dan terbebas dari pondok mertua indah. Ada juga yang termotivasi segera punya rumah sendiri agar tidak terbeban harus menyiapkan uang jutaan rupiah setiap tahunnya buat bayar sewa rumah.

Oleh : James P. Pardede

Untuk mewujudkan mimpi punya rumah, ada yang menabung beberapa tahun lalu kemudian membeli rumah dengan kontan. Namun, ada juga yang mewujudkan mimpi punya rumah dengan kredit. Jafar Wijaya (32) misalnya, salah seorang wartawan media online di Kota Medan, pada awalnya berkeinginan memiliki rumah untuk investasi di masa depan.

Di tengah suasana pandemi Covid-19, tepatnya tahun 2021 lalu, keinginannya untuk memiliki rumah akhirnya terwujud ketika pengajuan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) ke PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk disetujui. Rumah yang dipilih ada di Kawasan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang.

Pandemi ternyata tidak jadi halangan bagi Jafar untuk mewujudkan mimpinya. Cicilan KPR yang sudah disetujui ada dikisaran Rp 1 jutaan dengan jangka waktu 15 tahun. Saat ini, Jafar sudah membayar kewajibannya 7 bulan berjalan.

“Rencananya, dalam 2 bulan ke depan setelah proses pembangunan rumah selesai, kami akan tinggal di sana. Saat ini kami masih tinggal di rumah orang tua,” kata ayah dari satu anak ini.

Saat ditanya terkait pengajuan KPR ke BTN, Jafar menyampaikan bahwa prosesnya sangat mudah dan cepat. Yang penting, semua persyaratan yang diminta perbankan dilengkapi.

Sama halnya dengan Saiko Putra (46), keinginannya untuk membeli rumah berawal dari kesulitan mengumpulkan uang untuk membayar sewa rumah setiap tahunnya. Kerena, sejak menikah dengan Zuhrawati Br Saragih di tahun 2015, ia memilih tinggal di rumah kontrakan di kawasan Perumnas Mandala Medan.

Dua tahun tinggal di rumah kontrakan, Saiko Putra yang akrab disapa Koko ini memilih tinggal di rumah orang tuanya di kawasan Medan Denai. Alasannya sangat simpel, ingin mengumpulkan uang buat beli rumah, minimal down payment-nya (DP).

Selama dua tahun tinggal di rumah orang tua, Koko mencari informasi untuk segera mewujudkan mimpinya punya rumah sendiri walau harus kredit. Setelah mendapat informasi dari teman sejawat yang juga jurnalis, Koko mengajukan KPR ke BTN Medan lewat pengembang.

Saat berkunjung ke rumah Koko di Rumah Pondok Mansion, Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, sang isteri menyuguhkan segelas teh manis.

Menurut Koko, saat survey dan melihat lokasi rumah ini isterinya langsung ‘jatuh cinta’ dan berharap bisa tinggal di kawasan itu. Mimpi keluarga ini akhirnya terwujud dan sekarang sudah tidak repot lagi harus mengumpulkan uang untuk membayar sewa rumah setiap tahunnya.

Baca Juga:   Rumah Rakyat yang Dibiayai BTN Hampir 100 Persen Gunakan TKDN

“Total uang yang saya keluarkan sampai akad dan peningkatan surat mencapai Rp 15 juta, akan tetapi setelah delapan bulan berjalan saya mendapatkan subsidi dari BTN sebesar Rp 4 juta. Uang yang saya peroleh ini saya manfaatkan untuk membeli pintu besi dan membuat terali besi di jendela,” katanya.

Ketika berbincang serius dengan Koko, tiba-tiba Queen Asyifa (6), buah hati pasangan ini pulang dari sekolah Taman Kanak-Kanak yang lokasinya tak jauh dari komplek perumahan mereka. Queen Asyifa mengajak temannya satu komplek untuk bermain, keceriaan terpancar dari wajahnya dan Koko merasa senang melihat anaknya bisa bermain di rumahnya sendiri.

“Saya mulai resmi melakukan pembayaran kredit sejak April 2019 (tenor kredit 15 tahun) dengan cicilan per bulannya Rp 987.000 dan sekarang sudah berjalan 3 tahun,” tandasnya.

Masa pandemi Covid-19, kata Koko Bank BTN memberikan ‘kejutan’ dan keringanan kepada nasabah yang rajin dan selalu tepat waktu membayar cicilan rumah. Kejutannya adalah pengurangan cicilan.

Optimisme Pelaku Bisnis

Apa yang dirasakan Jafar Wijaya dan Saiko Putra pasti tidak jauh berbeda dengan warga lainnya yang dengan susah payah ingin mewujudkan mimpinya segera punya rumah.

Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia Cabang Sumatera Utara (DPD REI Sumut), Andi Atmoko Panggabean, menyampaikan bahwa minat masyarakat untuk segera mewujudkan mimpu punya rumah di tahun 2022 masih tetap tinggi. Merefleksi tahun 2021, walau pun lambat pertumbuhan sektor properti tetap naik, tetap di angka 5 persen kenaikannya.

 

Ketua DPD REI SUmut Andi Atmoko Panggabean

“Kita berharap di tahun ini, dari semua parameter-parameter bahwa pertumbuhan ekonomi juga akan naik yang membuat optimisme kita pelaku bisnis di sektor properti, khususnya untuk Sumatera Utara kita tidak muluk-muluk. Memang, target kita di 20 ribu sampai 25 ribu unit rumah. Kita harapkan di 20 ribu unit itu untuk rumah subsidi dan sisanya 5000 unit untuk rumah komersil dan apartemen,” kata Andi Atmoko.

Sejak pandemi Covid-19, kolaborasi antara REI Sumut dengan pihak perbankan tetap menganut azas simbiosis mutualisme. Karena, salah satu sumber nafas kita adalah perbankan. Secara khusus, untuk segmentasi rumah bersubsidi kita menjalin hubungan yang sangat erat dengan BTN.

“Tidak hanya BTN atau Himpunan Bank Negara (Himbara), dengan bank swasta juga kita tetap membangun hubungan baik. Kita selaku pengusaha di sektor properti berharap agar masyarakat yang punya mimpi ingin punya rumah bisa mewujudkan mimpinya,” tandas Andi Atmoko Panggabean yang akrab disapa Moko.

Ke depannya, lanjut Moko kebijakan perbankan lebih diperlunaklah. Kita sebenarnya minta relaksasi terutama kepada sektor-sektor yang informal atau masyarakat yang berpendapatan non fix income, seperti pedagang kecil yang penghasilannya tidak tetap dan tidak ada gaji bulanannya.

Baca Juga:   Dampak MRT Jakarta Fase II, Wajah Kawasan Kota Tua Akan Berubah

“Di tengah suasana pandemi Covid-19 ini pihak perbankan memberikan kredit terutama KPR masih memegang prinsip kehati-hatian terutama kepada non fix income itu dan diutamakan kepada yang fix income (yang punya gaji tetap). Nah, harapan kita pihak perbankan juga memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM dan UKM untuk mewujudkan mimpinya punya rumah.

Dari pengamatan kita selama ini, kata Moko konsumen rumah subsidi itu kalau dihitung secara persentase 75 persen itu adalah konsumen atau masyarakat yang non fix income seperti pedagang pasar, pedagang kecil yang memiliki keingingn untuk memiliki rumah. Dan berdasarkan pengamatan kita mereka taat dalam membayar angsuran.

“Itulah paling harapan kita dari REI Sumatera Utara, ya ke depannya agar pihak perbankan dan pemerintah memberikan relaksasi atau kemudahan-kemudahann aturan kepada masyarakat yang bekerja di sektor informal dan memiliki penghasilan non fix income,” tandasnya.

Sesuai dengan program pemerintah dimana target pertumbuhan ekonomi berada di angka 5 persen (5,1 atau 5,5), REI Sumut berharap seluruh elemen masyarakat harus bersepakat untuk memutus mata rantai Covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan.

Satu Juta Rumah dalam Lima Tahun

Menjawab harapan Ketua REI Sumut, Consumer Loan Marketing BTN Medan, Endah Nurita Br Ginting menyampaikan bahwa saat ini BTN bekerjasama dengan pemerintah untuk memenuhi target kebutuhan rumah masyarakat khususnya menengah ke bawah.

“BTN saat ini memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mewujudkan mimpinya punya rumah. Dimana, pengajuan KPR bisa dilakukan secara online. Selain mendukung program pemerintah dalam memutus mata rantai Covid-19, pengajuan secara online ini juga selaras dengan Program BTN 131. Dimana dalam 1 hari berkas diterima, 3 hari proses verifikasi dan 1 hari akad,” kata Endah Nurita Br Ginting.

Berbicara tentang pembiayaan dan KPR, BTN menargetkan pembiayaan pembangunan satu juta unit rumah dalam lima tahun. Mulai dari 2021 sampai dengan 2025, BTN akan membiayai satu juta unit rumah atau rata-rata 200.000 unit rumah per tahun.

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo dalam sebuah kesempatan menyampaikan, lantaran saat ini masih dalam kondisi Covid-19, angka pembiayaan tersebut di kisaran 140 ribu sampai dengan 150 ribu unit. Diharapkan naik pada tahun-tahun berikutnya sehingga totalnya satu juta unit rumah sampai lima tahun ke depan.

“Bank BTN telah menjadi kontributor utama dan pendorong program perumahan nasional, terutama pada pembiayaan perumahan di segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Tahun ini, BTN optimistis akan menguasai 70-80 % penyaluran rumah subsidi KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) di seluruh Indonesia. Hal ini juga ditopang oleh membaiknya kondisi ekonomi di tengah pandemi Covid-19,” papar Haru Koesmahargyo.

Baca Juga:   BPJS Ketenagakerjaan Memperluas Kanal Pembayaran Iuran

Optimisme BTN ini, kata Haru karena sudah memiliki pengalaman dan BTN fokus sebagai bank perumahan rakyat. Jadi bila pemerintah mengamanatkan BTN sebagai bank penyalur KPR sudah siap infrastrukturnya.

Pertumbuhan kredit Bank BTN mengonfirmasi bahwa sektor perumahan terbukti cukup tangguh dalam melewati masa krisis ekonomi akibat pandemi. Pembiayaan pemilikan rumah tetap mengalir sekalipun daya beli konsumen relatif turun. Ini terbukti dari penyaluran kredit perseroan tahun 2021 yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 dan berada di atas rata-rata kredit industri perbankan pada kisaran 5,24%.

“Berbagai insentif yang diberikan Pemerintah berhasil menjaga daya beli konsumen sehingga permintaan kredit rumah tetap meningkat. Kami optimistis, pada saat ekonomi semakin pulih, dan pandemi berlalu sepenuhnya, permintaan KPR dapat meningkat lebih tinggi lagi,” tandasnya.

Wujudkan Mimpi Punya Rumah Sendiri

Direktur Distribution and Retail Funding Bank BTN Jasmin pada Peresmian Gedung Kantor Wilayah IV Bank BTN di Medan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu menyampaikan, Bank BTN akan berfokus bertransformasi untuk tetap relevan dengan perkembangan zaman, dan perubahan perilaku konsumen yang mengalami transisi secara drastis sejak terjadinya pandemi Covid-19.

“Pada 2022 kami akan dengan serius mewujudkan cita-cita kami menjadi bank yang berperan sebagai one stop solution in the housing ecosystem. Kami akan bertransformasi dan memaksimalkan peran digital channel Bank BTN,” papar Jasmin

Kepala Biro perekonomian Setda Pemprov Sumatera Utara Naslindo Sirait mengungkapkan kehadiran industri perbankan terutama Bank BTN diharapkan bisa membangun ekosistem bersama dengan developer untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. Pemerintah Sumatera Utara terus mendorong pembangunan perumahan yang murah dan terjangkau bagi masyarakat.

“Pemprov berharap BTN dan para developer di Sumatera Utara untuk mendorong konsumsi masyarakat tumbuh terhadap kebutuhan perumahan ini dan bagaimana mengintegrasikannya dengan kehidupan-kehidupan mereka,” katanya.

Seperti harapan Ketua REI Sumut Andi Atmoko Panggabean, bahwa di Sumatera Utara ada sekitar 75 persen masyarakat yang bermimpi ingin punya rumah sendiri. Untuk mewujudkan mimpi ini, pihak perbankan dan pemerintah diharapkan dapat memberikan relaksasi atau kemudahan-kemudahann aturan kepada masyarakat yang bekerja di sektor informal dan memiliki penghasilan non fix income.

“Pandemi bukan halangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mewujudkan mimpinya punya rumah sendiri,” pungkasnya. (MS9)