MEDAN-Salah seorang tokoh masyarakat yang juga mantan Anggota DPD RI Asal Sumut menyampaikan apresiasi kepada Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumut Muhammad Irzal beserta seluruh jajaran yang telah bekerja keras untuk menurunkan angka stunting di Sumut hingga 18.95 persen sampai akhir tahun 2023 ini.
Hal itu disampaikan Parlindungan Purba saat bertemu dengan Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Muhammad Irzal dan jajarannya di kantor BKKBN Sumut Jalan Krakatau Medan, Senin (5/6/2023).
“Kita sangat mengapresiasi kerja keras BKKBN Sumut dalam menurunkan angka stunting di Sumut, tahun 2022 lalu mencapai 14,90 persen, kemudian dari 2021 ke 2022 terjadi penurunan hingga 4,7 persen. Saya yakin dengan dukungan semua pihak, target ini bisa tercapai,” kata Parlindungan Purba didampingi Staf Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan Taruli Rohana Sinaga, M.KK., Ph.D dan Ns. Marthalena Simamora, M.Kep.
Pada kesempatan itu, Parlindungan Purba juga mengapresiasi terhadap inovasi BKKBN bernama Elsimil. Ini adalah inovasi BKKBN untuk menekan angka stunting yang ditujukan kepada calon pengantin. Sertifikat Elsimil bisa didapatkan dengan mengunduh dan mengisi aplikasi Elsimil di elsimil.bkkbn.go.id.
Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Muhammad Irzal menyampaikan bahwa pasangan yang akan menikah diharuskan memiliki sertifikat Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil) untuk menekan angka stunting yang ditujukan kepada calon pengantin.
“Melalui program pemerintah dalam menurunkan angka stunting, tahun 2021 terjadi penurunan hingga 25,8 persen dan tahun 2022 mencapai 21,1 persen, artinya apa, bahwa angka stunting untuk Sumatera Utara berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) secara Nasional pada tahun 2022 adalah 21,6 persen, berarti kita sudah berada dibawah angka nasional,” katanya.
Harapan kita ke depan, lanjut Muhammad Irzal dengan kedatangan Parlindungan Purba yang juga Ketua Dewan Penasehat Apindo Sumut bisa menggalang pengusaha atau pelaku usaha untuk menyisihkan CSR-nya mendukung program pemerintah menurunkan angka stunting.
“Bantuan yang diberikan bisa tepat sasaran kepada anak-anak dan balita yang terdata masuk dalam kategori anak kurang gizi atau lebih dikenal dengan stunting, bentuknya bisa susu, makanan tambahan atau multivitamin yang bisa mendukung tumbuh kembang anak,” tandasnya.
Saat ditanya kendala apa yang dihadapi BKKBN Sumut dalam menemukan anak-anak stunting, Muhammad Irzal menyampaikan bahwa data mereka seringkali dimanfaatkan oleh mitra-mitra kerja lain, karena data BKKBN adalah berdasarkan by name by addres.
“Dan, data tersebut selalu kita update untuk mendapatkan data real di lapangan. Oleh karena itu, kita sangat mengharapkan dukungan semua pihak agar masyarakat Sumut sehat, dan anak-anaknya mendapat pemenuhan gizi yang seimbang,” tegasnya.
Parlindungan Purba menambahkan, bahwa permasalahan stunting adalah masalah kita semua. Oleh karena itu, kepada calon pengantin agar memiliki sertifikat Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil) untuk menekan angka stunting.
“Karena kunci keberhasilan adalah dimulai dari perencanaan, dengan perencanaan keluarga yang matang maka bangsa ini akan sukses ke depan,” tandas Parlindungan.
