mediasumutku.com| MEDAN- Pasar keuangan di pekan depan pada dasarnya berpeluang untuk lebih banyak berada di zona merah. Mengacu kepada perkembangan sejumlah data ekonomi yang ada di banyak belahan negara di dunia.
“Dan tidak berhenti sampai disitu, kenaikan imbal hasil dari obligasi di AS juga berpeluang menggiring kinerja pasar keuangan dalam teritori negatif. Namun, di akhir pekan kemarin, Presiden AS Joe Biden semakin dekat dengan gelontoran stimulus senilai $1.9 Trilyun US Dolar. Atau sekitar Rp. 26.600 trilyun stimulus yang akan digelontorkan,” ujar Analis Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Minggu (28/2/2021).
Gelontoran stimulus tersebut berpeluang menjadi sentimen positif yang akan memberikan dampak pemulihan pada kinerja pasar keuangan. Walaupun disisi yang lainnya, dampak gelotoran stimulus ini biasanya hanya terjadi sesaat. Euforianya tidak berlangsung lama.
“Jadi pekan ini, bisa saja pasar keuangan mendapat “hadiah” dari kemungkinan stimulus tersebut. Terlebih jika rencana stimulus itu kian dekat pada realisasinya. Meski demikian sebaiknya pelaku pasar lebih melihat fundamental ekonomi terlebih dahulu. Dan saya merekomendasikan agar pelaku pasar lebbih bersiap terhadap kemungkinan penurunan dibandingkan sebaliknya,”katanya.
Sementara itu, untuk rilis data ekonomi khususnya inflasi dia menilai, rilis data ekonomi tersebut tidak akan banyak membantu pasar keuangan domestic.
“Realisasi laju tekanan inflasi yang melambat justru menjadi kekuatiran tersendiri akan kemungkinan melemahnya pengeluaran masyarakat kita,” ujarnya.(MS11)