MEDAN – Pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) sudah berjalan beberapa pekan. Menyusul kemudian sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah dasar (SD). Program pembelajaran yang dijalankan juga masih sangat terbatas samapai dua jam saja per harinya. Sisanya dilaksanakan secara daring.
Seperti disampaikan Kepala Sekolah SMA N 1 Stabat Purwito, M.Pd, program pembelajaran di sekolah yang dipimpinnya sudah berjalan seperti sedia kala, hanya saja waktu belajarnya dibatasi hanya sampai dua jam saja.
“Selain karena jumlah orang dalam kelas dibatasi, waktu belajar peserta didik lainnya juga diatur sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kerumunan. Siswa yang masuk di jam pertama, setelah selesai keluar dari pintu belakang. Yang masuk jam kedua masuk dari pintu depan (utama) untuk pengecekan suhu tubuh dan memastikan peserta didik mematuhi protokol kesehatan terutama pemakaian masker,” papar Purwito.
Sisa waktu belajar lainnya, lanjut Purwito dilaksanakan secara daring (online). Yang pasti, dalam setiap pembelajaran siswa kita sarankan agar tidak melepas masker selama berada di sekolah.
Sama halnya dengan pola pembelajaran tatap muka di SMA St Thomas 1 Medan. Dimana, jumlah siswa dalam satu kelas dibatasi hanya setengahnya, dan waktu bejarnya hanya dua jam. Pembelajaran tatap muka di dalam kelas bisa juga diikuti secara daring oleh siswa lainnya lewat aplikasi zoom atau aplikasi lainnya yang telah ditetapkan sekolah.
Kepala Sekolah SMA St Thomas 1 Medan Drs. Cawir Tarigan
Kepala Sekolah SMA St Thomas 1 Medan Drs. Cawir Tarigan menyampaikan, syarat pembelajaran tatap muka di sekolahnya harus benar-benar atas persetujuan orang tua.
“Selama berada di sekolah, siswa benar-benar kita awasi secara ketat agar jangan sampai lalai dan abai dengan protokol kesehatan,” tandasnya.
Selain pembelajaran tentang materi ajar, lanjut Cawir Tarigan siswa juga dibekali dengan pengetahuan umum terkait Covid-19.
“Kita tetap ingatkan siswa walaupun sudah divaksin lengkap (dosis 1 dan 2) bukan berarti langsung bebas kemana-mana tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Siswa juga kita ingatkan agar menjaga kesehatan, mengurangi mobilitas di luar rumah,” tandasnya.
Salah seorang siswa kelas XI SMA N 1 Stabat Komarul Khairul Arifin menyampaikan kegembiraannya bisa belajar tatap muka kembali dan bertemu dengan teman-temannya satu kelas.
“Hanya saja, dalam pembelajaran tatap muka ini kita tidak bisa sebebas waktu sebelum pandemi Covid-19. Semua serba terbatas dan dibatasi dengan adanya aturan protokol kesehatan. Walau pun hanya dua jam waktu belajarnya, tapi terasa lebih memuaskan dibandingkan dengan pembelajaran daring,” katanya.
Nabila Syafitri Siregar yang juga kelas XI SMA N 1 Stabat juga merasa senang bisa belajar tatap muka. Tapi menurutnya, ada yang berbeda dengan pembelajaran tatap muka kali ini.
“Kalau dulu kita belajar bebas tanpa harus dibatasi dengan berbagai aturan. Tapi kali ini kita harus mengikuti aturan yang ada agar kita tidak terpapar virus Covid-19. Walau hanya dua jam pembelajaran, dan selebihnya mengikuti secara daring,” tandasnya.
Pantauan di beberapa sekolah, jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran sangat terbatas. Dan setiap sekolah memberlakukan pemeriksaan ketat saat siswa akan memasuki kawasan sekolah. Mulai dari pemeriksaan suhu tubuh, masker dan menyarankan siswa untuk mencuci tangan pakai sabun dulu sebelum masuk ke dalam ruangan kelas.
Kepala Sekolah SMA St Thomas 1 Medan Cawir Tarigan menyampaikan harapannya, semoga pandemi Covid-19 ini segera berlalu. Pembelajaran tatap muka tetap berjalan seperti yang telah diatur dalam surat edaran, tapi protokol kesehatan juga jangan sampai terlupakan.