Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Pendapatan dan Belanja Daerah Asahan Diproyeksikan Naik

×

Pendapatan dan Belanja Daerah Asahan Diproyeksikan Naik

Sebarkan artikel ini

Asahan, Mistar.id – Pendapatan daerah dalam rencana perubahan APBD tahun anggaran 2022, diproyeksikan akan meningkat sebesar 3% atau senilai Rp.54.745.534 sehingga menjadi Rp.1.684.299.402. Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Asahan, H Surya dihadapan annggota DPRD Asahan dalam rapat paripurna penyampaian nota keuangan, Senin (19/9/2022).

Dalam rapat paripurna tersebut, dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kabupaten Asahan H. Baharuddin Harahap. Bupati Surya menyampaikan pokok-pokok materi nota keuangan dan Ranperda tentang Perubahan APBD 2022.
Selanjutnya Bupati menyampaikan tentang belanja daerah juga mengalami perubahan proyeksi. Belanja Daerah diproyeksikan meningkat sebesar sebesar 8% atau senilai Rp.127.370.174 sehingga menjadi Rp.1.771.924.042.

Bupati juga mengatakan perubahan kebijakan pada pos belanja ini, diupayakan untuk mengoptimalkan program-program prioritas dengan harapan dapat memberikan hasil yang lebih baik bagi masyarakat Kabupaten Asahan dengan menunjukkan kemajuan kontruktif yang nyata dan konkrit.

Baca Juga:   Fintech Terdaftar dan Berizin OJK Kini Berjumlah 104 Entitas

“Dengan perubahan kondisi ekonomi secara makro, kami berharap seluruh pihak harus bahu membahu dan mengerahkan segala potensi yang dimiliki, agar termanfaatkan secara lebih baik sehingga mampu menghadapi akumulasi permasalahan-permasalahan dalam penyelenggaran pemerintahan, pembangunan, serta pembinaan kemasyarakatan,” terangnya.

Kemudian, pada sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) tahun sebelumnya yang merupakan sisa penghematan belanja atau akibat lainnya pada tahun 2021 yang dicatatkan pada Penerimaan Pembiayaan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2022 yaitu sebesar Rp.91.390.001.

“Penerimaan pembiayaan ini diharapkan dapat menutup defisit APBD sebagai akibat lebih besarnya rencana belanja daerah dibandingkan dengan target pendapatan daerah,” terangnya. (MS10)