mediasumutku.com | ASAHAN – Kondisi sulit saat pandemi Covid-19 yang sudah berjalan sejak sembilan bulan terakhir, diakui memang memberikan dampak berarti pada perekonomian masyarakat dalam semua sektor.
Namun meski masa sulit pandemi Covid-19, selama ini banyak dikeluhkan masyarakat pedagang dan petani agaknya tidak terlalu berdampak pada petani jahe di Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan.
Hasil panen jahe setiap 7-9 bulan sekali bisa dipanen dan hasil yang melimpah ternyata tidak mengurangi pesanan atau pembeli jahe dari berbagai daerah. Sehingga petani masih tetap eksis dan meraup rejeki.
Sukamto, salah seorang petani jahe di Kabupaten Asahan mengatakan masa pandemi Covid-19 justru menjadi berkah bagi mereka. Karena harga jual petani juga mengalami kenaikan dari rata-rata 13 ribu rupiah menjadi sekitar 25 ribu rupiah perkilogramnya.
“Diakui memang sejak adanya Covid ini permintaan (jahe) meningkat. Harganya juga naik dari biasa. Bahkan kadang kadang sampai tak bisa memenuhi pesanan,” ucapnya.
Tanaman jahe disebutkan menjadi laris karena jahe terutama jahe putih ini dipercaya berkhasiat meningkatkan imun tubuh untuk mencegah virus Covid-19, sehingga permintaan menjadi tinggi.
Petani di kabupaten Asahan ini rata-rata melayani permintaan dari sejumlah daerah seperti dari Riau, Jambi hingga pulau Jawa, bahkan sampai ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura. (MS10)